Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vonis yang Keliru

22 Februari 2016   16:54 Diperbarui: 23 Februari 2016   00:21 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum pulang, kami sempat mendengarkan anak anak ini bernyanyi :".......Maka jiwaku pun memuji Mu...Mahabesarlah Allahku......Mahabesarlah Allahku...." ...dan tak kuasa menahan rasa haru..... Mereka, yang disebut anak anak :"penyandang cacat" mengajarkan  semua yang hadir dan juga kita semua, bagaimana mereka tetap bersyukur, kendati kondisi mereka serba kekurangan....Sungguh..sikap dan nyanyian mereka merupakan kothbah,terbaik bagi kami semuanya..Untuk menjadi manusia yang tahu bersyukur.........

[/caption]anak anak ini bernyanyi :"......maka jiwakupun memujiMU .......Mahabesarlah Allahku....Mahabesarlah  Allahku.............." tak kuasa menahan air mata... mereka adalah Pengkothbah terbaik.. /bagaimana kita harus tahu bersyukur....

Semoga Ada Manfaatnya

Semoga tulisan ini, bermanfaat untuk dijadikan pengingat bagi diri kita, bahwa apa yang tampak didepan mata kita, belum tentu merupakan gambaran yang sesuai seperti dugaan kita. Ternyata ibu dari anak anak difabel ini, bukan :"membuang" anak anak mereka di panti asuhan,melainkan didera oleh kehidupan  pahit, sehingga tidak dapat merawat anak anak mereka dirumah .Yang tentu merupakan perngorbanan dari mereka ,sebagai seorang ibu . Apalagi meninggalkan anak anak dengan kebutuhan khusus ini.

21 Februari, 2016

 

Tjiptadinata effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun