Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Hidup Kita Jadi Olok Olokan Orang

9 Februari 2016   09:53 Diperbarui: 9 Februari 2016   10:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu kita bukan manusia yang lembek seperti  itu. Kita sudah ditempa dan digodok dikawah pergulatan hidup. Kita sudah kenyang makan olokan dan hinaan. Apalah artinya ditambah dengan  satu atau bahkan sepuluh penghinaan lagi? 

Jadikan Cambuk Diri

Walaupun kita bukan seekor kuda yang harus dicambuk agar mau berlari, tapi tak urung setiap hinaan dapat di interprestasikan sebagai cambukan, bahkan motivasi yang sangat kuat menghadirkan empowering dalam diri dan berani mengatakan: ”Saya akan buktikan pada kalian, bahwa saya akan capai semua impian saya!”

Inilah jalan hidup yang kami tempuh. Dan dengan penuh rasa syukur dibelakang hari. Ketika kami  menghadiri wisuda putra pertama kami di California State University dengan predicate magna cumlaude. Orang orang yang dahulu mengatakan: ”hambuanglah ngarai” semuanya terdiam. Bahkan dikemudian hari, impian kami untuk mengunjungi  the Seven Wonders of the World terpenuhi dan impian lain mengunjungi  5 benua juga terwujud. Semua orang yang dulu menjadikan hidup kami olok olokan terdiam dalam sejuta bahasa.

Kami sama sekali tidak kaya, tapi sudah memenangkan pertarungan melawan badai dan topan kehidupan.

Tulisan ini jauh dari maksud membanggakan diri, melainkan semata untuk memotivasi, membangunkan orang banyak yang mungkin masih terlelap dalam mimpi mimpi buruk. ”Bangun dan capailah impian anda!”. Jadikan setiap penghinaan, sebagai cambuk diri untuk meraih impian demi impian!

9 Februari 2016

Tjiptadinata Effendi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun