Tentu kita bukan manusia yang lembek seperti itu. Kita sudah ditempa dan digodok dikawah pergulatan hidup. Kita sudah kenyang makan olokan dan hinaan. Apalah artinya ditambah dengan satu atau bahkan sepuluh penghinaan lagi?
Jadikan Cambuk Diri
Walaupun kita bukan seekor kuda yang harus dicambuk agar mau berlari, tapi tak urung setiap hinaan dapat di interprestasikan sebagai cambukan, bahkan motivasi yang sangat kuat menghadirkan empowering dalam diri dan berani mengatakan: ”Saya akan buktikan pada kalian, bahwa saya akan capai semua impian saya!”
Inilah jalan hidup yang kami tempuh. Dan dengan penuh rasa syukur dibelakang hari. Ketika kami menghadiri wisuda putra pertama kami di California State University dengan predicate magna cumlaude. Orang orang yang dahulu mengatakan: ”hambuanglah ngarai” semuanya terdiam. Bahkan dikemudian hari, impian kami untuk mengunjungi the Seven Wonders of the World terpenuhi dan impian lain mengunjungi 5 benua juga terwujud. Semua orang yang dulu menjadikan hidup kami olok olokan terdiam dalam sejuta bahasa.
Kami sama sekali tidak kaya, tapi sudah memenangkan pertarungan melawan badai dan topan kehidupan.
Tulisan ini jauh dari maksud membanggakan diri, melainkan semata untuk memotivasi, membangunkan orang banyak yang mungkin masih terlelap dalam mimpi mimpi buruk. ”Bangun dan capailah impian anda!”. Jadikan setiap penghinaan, sebagai cambuk diri untuk meraih impian demi impian!
9 Februari 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H