Memotret Pernak Pernik Imlek di China Town – Sydney
Siang ini suasana di sekitar China Town yang berlokasi di Kota Sydney, ibu kota negara bagian New South Wales Negara Australia, menunjukkan ada sesuatu yang sangat berbeda dengan hari hari Minggu lainnya. Hampir seluruh ruas jalan dipenuhi oleh para pengunjung. Yang kemudian terbagi dalam memilih acara makan siang mereka direstoran masing masing.
Yang paling mencolok adalah gedung di lantai dasar Market City, yang biasa dimanfaatkan untuk para pedagang pakaian dan aneka ragam keperluan lainnya, khusus pada hari ini tampak kosong dari kios kios. Seluruh ruangan penuh dengan para pengunjung dan yang dikosongkan adalah ruang ditengah. Karena akan ada atraksi Barongsai sore ini.
Syukur di lantai 3 masih ada tempat yang strategis,untuk mengambil foto foto. Maka tentu kesempatan ini, tidak kami lewatkan begitu saja. Karena tujuannya datang ,menempuh perjalanan selama dua jam,adalah untuk dapat memotret pernak pernik perayaan Imlek di Sydney
Walaupun sudah puluhan kali menyaksikan pertunjukkan Barongsai, namun atraksi yang dipertontonkan kali ini ,sungguh sungguh sangat memuka. Kepiawaiannya dalam melompat dari lantai dasar kepatokan kayu yang cukup tinggi,serta melenggang lenggok,diatas balok, seakan mereka berada di lantai . Bahkan beberapa kali mempertontonkan jurus:” ayam emas berdiri sebelah kaki”
Menurut , cucu sulung kami, yang juga adalah pemain Barongsai,butuh waktu bertahun tahun berlatih ,untuk dapat tampil diatas balok balok, sambil mengangkat Chasing Barongsai yang beratnya antara 12 – 15 kg. Sementara yang dibelakang, berperan sebagai :”ekor” barongsai ,harus dapat mengikuti gerak Pemeran utamanya.
Setiap kali meloncat dengan sangat indah, maka seluruh penonton, memberikan applaus yang luar biasa. Pengunjung berjejer ,memenuhi sejak dari lantai satu,hingga kelantai atas
Sesekali, Pemain Barongsai ini, sambil meloncat dari balok kebalok,yang tempat pijakannya hanya selebar telapak kaki,masih sempat melemparkan jeruk mandarin kearah penonton.. Yang disambut dengan tepuk tangan meriah.Bagi pengunjung yang pas dapat menangkap jeruk yang dilemparkan, menurut kepercayaan, akan mendapat kan hokki dalam tahun monyet ini.
Diantara tiang tiang penyangga gedung, dipasan g tali yang menggantung, gambar monyet dengan tulisan Mandarin ,serta bahasa Inggeris:”The Year of Monkey”
Penabuh genderang,tidak bisa sembarang orang, karena harus benar benar menjiwai , arti dari setiap ketukan. Karena Barongsai bergerak ,berdasarkan irama genderang yang dimainkan oleh pemain yang sudah piawai.
Karena kesalahan dari irama genderang, dapat menyebabkan terganggunya gerak pemainnya dan berpotensial terjadinya kecelakaan.
Selama hampir dua jam, menyaksikan atraksi Barongsai ini, sama sekali tidak merasa jenuh. Karena setiap gerakkannya begitu indah dan piawainya, sehingga seakan Barongsai tersebut sungguh sungguh hidup.
Usai acara Barongsai, kami terus ketempat parkiran ,karena sudah sore. Cukup kaget juga,untuk waktu lebih dari dua jam ,kami harus membayar 33 dolar atau senilai Rp.350.000,--Tapi ,kami anggap saja, uang parkir sebesar 350 ribu rupiah tersebut, sebagai Ang Pao Tahun Baru Imlek untuk pembaca tulisan ini.
7 Februari,2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H