Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memotret Pernak Pernik Imlek di China Town -Sydney

7 Februari 2016   16:59 Diperbarui: 10 Februari 2016   14:26 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memotret Pernak Pernik Imlek di China Town – Sydney

Siang ini suasana di sekitar China Town yang berlokasi di Kota Sydney, ibu kota negara bagian New South Wales Negara Australia, menunjukkan ada sesuatu yang sangat berbeda dengan hari hari Minggu lainnya. Hampir seluruh ruas jalan dipenuhi oleh para pengunjung. Yang kemudian terbagi dalam memilih acara makan siang mereka direstoran masing masing.

Suasana Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 8 Februari,2016, ternyata gemanya dirasakan hingga ke negeri Kanguru ini. Bukan hanya etnis China yang tampak memenuhi jalanan dan restoran, tapi mereka sudah berbaur dengan segala suku bangsa. Mengingat penduduk Australia terdiri dari lebih 70 suku bangsa di dunia ini.

Market City atau Paddy’s Market

Yang paling mencolok adalah gedung  di lantai dasar Market City, yang biasa dimanfaatkan untuk para pedagang pakaian dan aneka ragam keperluan lainnya, khusus pada hari  ini tampak kosong dari kios kios. Seluruh  ruangan penuh dengan para pengunjung dan yang dikosongkan adalah ruang ditengah. Karena akan ada atraksi Barongsai sore ini.

Benar benar ribuan orang memadati gedung ini,sehingga kalau kami ikut berdiri disana ,yang tampak hanya kepala dan punggung pengunjung saja. Karena itu ,kami lari kelantai 1 ,namun disini juga sudah penuh sesak.

Syukur di lantai 3 masih ada tempat yang strategis,untuk mengambil foto foto. Maka tentu kesempatan ini, tidak kami lewatkan begitu saja.  Karena tujuannya datang ,menempuh perjalanan selama dua jam,adalah untuk dapat memotret pernak pernik perayaan Imlek di Sydney

Atraksi Barongsay Yang Memukau

Walaupun sudah puluhan kali menyaksikan pertunjukkan  Barongsai, namun atraksi yang dipertontonkan kali ini ,sungguh sungguh sangat memuka. Kepiawaiannya dalam melompat dari lantai dasar kepatokan kayu yang cukup tinggi,serta  melenggang lenggok,diatas balok, seakan mereka berada di lantai . Bahkan beberapa kali mempertontonkan jurus:” ayam emas berdiri sebelah kaki”

Menurut , cucu sulung kami, yang juga adalah pemain Barongsai,butuh waktu bertahun tahun berlatih ,untuk dapat tampil diatas balok balok, sambil mengangkat Chasing Barongsai yang beratnya antara 12 – 15 kg. Sementara yang dibelakang, berperan sebagai :”ekor” barongsai ,harus dapat mengikuti gerak Pemeran utamanya.

Setiap kali meloncat dengan sangat indah, maka seluruh penonton, memberikan applaus yang luar biasa. Pengunjung berjejer ,memenuhi sejak dari lantai satu,hingga kelantai atas

Membagikan Jeruk Mandarin Kepada Penonton

Sesekali, Pemain Barongsai ini, sambil meloncat dari balok kebalok,yang  tempat pijakannya hanya selebar telapak kaki,masih sempat melemparkan jeruk mandarin  kearah penonton.. Yang disambut dengan tepuk tangan meriah.Bagi pengunjung yang pas dapat menangkap jeruk yang dilemparkan, menurut kepercayaan, akan mendapat kan hokki dalam tahun monyet ini.

Diantara tiang tiang penyangga gedung, dipasan g tali yang menggantung, gambar monyet dengan tulisan Mandarin ,serta bahasa Inggeris:”The Year of Monkey”

Penabuh Genderang

Penabuh genderang,tidak bisa sembarang orang, karena harus benar benar menjiwai , arti dari setiap ketukan. Karena Barongsai bergerak ,berdasarkan irama genderang yang dimainkan oleh pemain yang sudah piawai.

Karena kesalahan dari irama genderang, dapat menyebabkan terganggunya gerak pemainnya dan berpotensial terjadinya kecelakaan.

Selama hampir dua jam, menyaksikan atraksi Barongsai ini, sama sekali tidak merasa jenuh. Karena setiap gerakkannya begitu indah dan piawainya, sehingga seakan Barongsai tersebut sungguh sungguh  hidup.

Bayar Parkir 33 dolar

Usai acara Barongsai, kami terus ketempat parkiran ,karena sudah sore. Cukup kaget juga,untuk waktu lebih dari dua jam ,kami harus membayar 33 dolar atau senilai Rp.350.000,--Tapi ,kami anggap saja, uang parkir sebesar 350 ribu rupiah tersebut, sebagai Ang Pao Tahun Baru Imlek untuk pembaca tulisan ini.

7 Februari,2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun