Sesekali, Pemain Barongsai ini, sambil meloncat dari balok kebalok,yang tempat pijakannya hanya selebar telapak kaki,masih sempat melemparkan jeruk mandarin kearah penonton.. Yang disambut dengan tepuk tangan meriah.Bagi pengunjung yang pas dapat menangkap jeruk yang dilemparkan, menurut kepercayaan, akan mendapat kan hokki dalam tahun monyet ini.
Diantara tiang tiang penyangga gedung, dipasan g tali yang menggantung, gambar monyet dengan tulisan Mandarin ,serta bahasa Inggeris:”The Year of Monkey”
Penabuh genderang,tidak bisa sembarang orang, karena harus benar benar menjiwai , arti dari setiap ketukan. Karena Barongsai bergerak ,berdasarkan irama genderang yang dimainkan oleh pemain yang sudah piawai.
Karena kesalahan dari irama genderang, dapat menyebabkan terganggunya gerak pemainnya dan berpotensial terjadinya kecelakaan.
Selama hampir dua jam, menyaksikan atraksi Barongsai ini, sama sekali tidak merasa jenuh. Karena setiap gerakkannya begitu indah dan piawainya, sehingga seakan Barongsai tersebut sungguh sungguh hidup.
Usai acara Barongsai, kami terus ketempat parkiran ,karena sudah sore. Cukup kaget juga,untuk waktu lebih dari dua jam ,kami harus membayar 33 dolar atau senilai Rp.350.000,--Tapi ,kami anggap saja, uang parkir sebesar 350 ribu rupiah tersebut, sebagai Ang Pao Tahun Baru Imlek untuk pembaca tulisan ini.
7 Februari,2016
Tjiptadinata Effendi