Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Tak Terjawab (Bukan Fiksi)

26 Januari 2016   14:49 Diperbarui: 26 Januari 2016   15:44 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misteri ini tidak ada hubungannya dengan alam gaib,apalagi dengan segala klenak klenik,yang tidak masuk akal. Melainkan sepotong kisah nyata dari perjalanan hidup kami, yang hingga kini belum tampak titik terangnya.

Kejadiannya sudah berlangsung cukup lama,yakni Desember, tahun 2014. Pagi hari tanggal 27 Desember,saya dan istri sudah meluncur dengan taksi ,dari apartement kami di Kemayoran. Tujuannya adalah Bandara Sukarno Hata..Karena pesawat take off jam 06,45,maka jam 04.00 subuh kami sudah naik taksi.

Perjalanan dari apartement menuju ke bandara,ditempuh dalam waktu 45 menit,karena masih pagi dan tidak dirongrong oleh kemacetan. Kami minta kepada sopir taksi untuk berhenti di terminal ,di pintu keberangkatan Batik Air,untuk tujuan domestik. Urusan booking tiket ,sejak dulu diurus sekretaris pribadi ,yakni istri saya sendiri..Kata istri saya, sehubungan dengan peak season,maka semua harga tiket penerbangan mahal,, khususnya pesawat Garuda, Yang relatif lebih murah adalah tiket Batik air. Maka diputuskanlah,,untuk berangkat gunakan Batik Air,sedangkan untuk kembali dengan mengunakan jasa penerbangan Lion air ,yang masih satu maskapai.. Saya tentu acc saja,karena urusan beli membeli, jelas istri saya lebih teliti daripada saya.

 Antri di Loket

Untuk urusan antri chek in, istri saya yang maju,karena mau  minta seat di bagian depan.Pernah dulu saya yang maju,,eee dikasih nomor kursi paling belakang dan tanpa tengok tengok,saya terima. Akibatnya sepanjang penerbangan, kami merasakan gonjang ganjing dipesawat, Maka sejak itu, bagian urusan tiket dan check ,biar saya saja yaaa. ,kata istri saya..”Yaa iyalah “ jawab saya, Maka tugas saya ,adalah menunggu dibelakang ,sambil menenteng tas laptop saya dan laptop istri .

Kaget Dikasih Bisnis Kelas!

Sekitar 15 menit antrian,istri saya selesai dengan urusan tiket dan tampak sudah ada boarding pass ditangannya.Tapi saya dapat membaca diwajahnya, ada sesuatu yang tidak beres, Langsung saya berjalan menyongsong Lina dan bertanya ada apa gerangan?

“Kita dikasih tempat duduk di Busssiness Class” ,kata istri saya.

“ Yaaa baguslah…harusnya kita senangkan,,koq malah bingung? Jawab saya heran

 Maka istri saya menceritakan kronologinya .Saya hanya terpana mendengar,karena kayak kisah dongeng .

“Saya minta pada si mas,kalau bisa dapatkan kursi duduk dinomor agak kedepan dan dikasih nomor kursi urutan nomor 10. Tentu saya sudah senang. Tapi ketika boarding pass mau dicetak ,tiba tiba ada telpon masuk. Dan petugas langsung menjawab..Entah telpon dari mana dan apa yang mereka bicarakan,tentu saja saya tidak tahu, kata istri saya.

Begitu meletakkan gagang telpon, si mas  langsung bilang gini:” Maaf ,Ibu di Bussiness Clasa yaa.”Dan langsung saya jawab:” Bukan mas, saya beli tiket kelas ekonomi”jawab istri saya,karena kuatir disuruh tambah bayaran selisih harga tiket.

Tapi petugas tadi mengatakan :”Tadi telpon masuk bu dan saya diperintahkan untuk menempatkan ibu dan bapak di Bussiness Class dikuri nomor 3D dan 3F” dan tanpa menunggu jawaban,dalam waktu kurang dari satu menit ,dua lembar boarding pass dengan tulisan Bussiness Class diberikan pada saya”,nah,apa nggak bingung? “ Istri saya malah balik bertanya pada saya.

Saya jawab santai dan tanpa beban:” Yaa beli tiket ekonomi dan dikasih kelas bisniss,,yaa syukurlah..”jawab saya sambil tersenyum

Eeee tiba tiba saya dicubit oleh istri saya,,sambil menengok :” Orang bingung ,bukanya mencari solusi,malah happy “ kata istri saya agak cemberut..

“Yaaa deh,,,sorry yaa  sayang,,’Jawab saya sambil senyum agak meringis,,karena lumayan tadi dicubit.

Diperlakukan Seperti Pejabat

Ternyata misteri belum selesai. Kami berdua masih harus melakoni perjalanan misteri ini, Kali ini,bagaikan baru terjaga dari tidur, saya ikutan bingung.Karena ada petugas yang menjemput, Tapi syukur bukan petugas kepolisian, seperti sewaktu saya ditangkap di Manado pada tahun 2002 dan dikawal 8 orang Polisi

Yang melegakan hati,karena petugas yang menjemput, adalah Petugas yang berseragam Batik Air,Sambil tersenyum ramah ,memperkenalkan diri:”Selamat pagi bapak Tjiptadinata Effendi dan ibu  Roselina yaa. Maaf, nama saya :”Tasha”,sambil menyalami kami dengan sangat hormat.

Saya diperintahkan atasan saya untuk mengantarkan  bapak dan ibu hingga ketangga pesawat..Tapi sebelumnya,mari saya antarkan ke Excecutive Lounge” kata Tasha ramah.

Tiba tiba saya meraas lubang hidung saya langsung naik keatas dan merasa ,hmmm beginilah rssanya jadi pejabat….chchchc….”

“Ah .nggak usah mbak…kami punya bca priority” kata saya berbasa basi.Tapi Tasha nggak menjawab,apakah suara saya terlalu lembut ,sehingga tidak terdengar ,atau memang takut tidak menjalankan tugasnya. Maka kami berdua, sambil senyum senyum bingung mengikuti Tasha menuju Excecutive lounge.

“Maaf saya tinggal dulu .Bapak dan ibu silakan menikmati sarapan ,”ntar saya akan kembali.

Selesai Sarapan

Karena tadi memang belum sarapan pagi,maka tentu kami manfaatkan kesempatan untuk menikmati semangkuk bubur kacang ijo dan masing masing secangkir capucinno.Sementara itu teka teki tadi masih mentah dan tidak ada titik terangnya.

Tiba tiba ada penguman dari pengeras suara”
 Para penumpang dengan pesawat Batik air, dengan tujuan Yogya,agar segera menuju keruang keberangkatan,karena pesawat anda akan segera diberangkatkan.

Kami berdiri dan mulai melangkah menuju kepintu keluar ruang Excecutive Lounge.Tapi ternyata didepan pintu ,sudah ditunggu oleh Tasha,yang datang khusus menjemput kami berdua.

Berjalan menuju pintu keberangkatan. Tiba disana terlihat sudah banyak penumpang yang menunggu bis yang akan membawa para penumpang ke tangga pesawat. Tapi pintu bis belum dibuka. Begitu kami turun tangga dan berada persis didepan bis ,Tasha melambaikan tangan dan pintu bis dibuka, Kami berdua dipersilakan naik.Begitu kami duduk.Tasha memberi syarat pada sopir bis :” Kita jalan pak”

Padahal hanya kami berdua didalam bis dan banyak calon penumpang diluar,yang tidak diijinkan naik ke bis”. Begitu bis meluncur, sesaat tiba tiba jantung saya berdebar kencang,, Dalam hati saya,ini seperti drama penculikan?.Namun dalam sekian detik,langsung saya membantah dan memarahi diri sendiri:” Emangnya kamu orang penting,sehingga perlu diculik” saya memarahi diri sendiri dan langsung saya jadi tenang kembali.

Hanya beberapa menit, bis berhenti dalam jarak sekitar 5 meter dari anak tangga untuk naik kepesawat,  Kami dipersilakan naik dan  Tasha sekali lagi menyalami dengan hormat ,sambil berkata:” Maaf bapak dan ibu,,Tasha hanya antar sampai disini.Selamat jalan”

Sekilas saya meliirk Tasha kembali naik bis dan kami berdua melangkah naik ke pesawat. Duduk dibangku yang sudah disediakan,yakni dikelas businis.. Walaupun sebelumnya putra kami sudah pernah mentraktir kami naik bussinees class dalam penerbangan Jakarta ke Perth.namun kali ini ,agak risih, karena tidak tahu,apa yang sesungguhnya telah terjadi.Sekitar lebih kurang satu jam penerbangan, pesawat landing dengan selamat di bandara international Adisutjipto Yogyakarta.

Lagi Sebuah Kejutan

Begitu ada aba aba dari pramugari, kamipun turun anak tangga pesawat dan berjalan menuju ruang kedatangan. Maksud hati mau mengambil bagasi kami. Namun, lagi lagi sebuah kejutan, Ada seorang wanita yang berseragam Batik Air datang menemui kami dan bertanya :” Selamat pagi, Maaf dengan Bapak Tjiptadinata Effendi dan bu Roselina yaa?”

Silakan bapak dan ibu duduk,biar saya yang mengurus bagasi ya. Maka dengan rasa sungkan,dipelakukan sebagai pejabat, nomor untuk tanda pengambilan bagasi diserahkan pada Mbak Netty.

Kami duduk sambil berpandangan. Seakan kami diajak ikut bermain dalam sinetron misteri. Karena tidak diberitahu, siapa yang “menghadiahkan ‘ kami layanan dikelas bisnis ini? Tidak berapa lama kemudian,mbak Netty sudah kembali dengan menarik koper kecil milik kami dan menyerahkannya kepada kami.

Saya mencoba bertanya:” Maaf mbak Netty,kira kira siapa yang sudah mengupgrade tiket kami dari kelas ekonomi ke bussinees Class?’ Namun Netty hanya tersenyum manis dan berkata pelan:” Maaf Pak..saya kurang tahu. Hanya tadi ada telpon dari kantor pusat,untuk menunggu bapak dan ibu..”dan Netty langsung pamitan. Meninggalkan kami dengan  pertanyaan:” Siapa orang misterius yang tadi menelpon?”                                                                         

Setahun Sudah Berlalu

Setahun sudah berlalu, Kami sudah membuat daftar nama yang panjang,tentang nama nama orang yang mungkin ingin memberikan surprise bagi kami berdua,, Bahkan sudah kami tanyai putra putri kami dan kerabat ,serta sahabat dekat.Bahkan sudah menelpon ke Batik Air,namun jawaban yang diterima adalah:’ Maaf bapak, kalau untuk mengupgrade dari kelas ekonomi ke kelas bisinis ,pasti tidak dapat dilakukan karyawan setingkat kami,Bapak kan tahu harga tiket di kelas bisinis bisa tiga kali dari harga tiket dikelas ekonomi..Disyukuri saja pak,Mungkin ada orang yang mau menghadiahkannya kepada bapak dan ibu sebagai sebuah kejutan, namun tidak ingin namanya disebut”

Maka hingga kini, kami berdua hanya bisa manggut manggut,mendapatkan saran tersebut, walaupun sesungguhnya sungguh tidak tahu apa yang terjadi….”

Hingga kapan misteri ini tetap jadi misteri ?Entahlah..

 

26 Januari, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun