Semoga artiel kecil ini, setidaknya dapat menjadi penyeimbang tentang paradigma berpikir masyarakat Indonesia, bahwa rasa nasionalisme itu ada didalam hati dan jiwa seseorang dan tak dapat dipantau lewat warna paspornya.
Mengapa saya merasa perlu untuk menulis dan mempublished artikle ini? Karena tadi sempat diskusi dengan teman teman di Indonesia ,mengenai stigma :" Orang Indonesia yang meninggalkan negerinya ,adalah orang yang sudah kehilangan rasa nasionalismenya"
Saya termasuk tipe yang tidak suka berdebat, maka saya balik bertanya:" Menurut anda, mana yang lebih baik: seorang anak tinggal terus bersama ibu kandungnya, namun bukannya menolong, sebaliknya menggeroti ibu kandungnya,ketimbang anak yang meninggalkan ibu nya untuk merantau dan tidak menjadi beban bagi ibunya"
Semoga artikel keil ini ,setidaknya dapat menjadi bahan refleksi diri, bagi kita semuanya,
Iluka, 14Â januari, 2016
Tjiptadinata Effendi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H