Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terima Kasih Tak Terhingga untuk Persahabatan Tulus

15 Desember 2015   08:02 Diperbarui: 15 Desember 2015   11:08 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua artikel saya yang  saya postingkan tgl. 13 dan 14 Desember.2015, ternyata mendapatkan sambutan yang sangat hangat. Begitu banyak tanggapan dan komentar yang masuk, sementara itu, saya langsung berangkat sehingga komentar yang masuk belum saya jawab. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan terima kasih tak terhingga.

 

Kehadiran selama dua hari di Kompasianival, semakin membuka mata hati saya bahwa memang sesungguhnya jalinan persahabatan adalah sangat indah. Ketika bertemu dan berjabatan tangan dengan tulus hati, maka segala ganjelan dihati, seandainya ada, akan secara serta merta akan mencair.

Keras dan Tajam dalam Tulisan, Ketika Bertemu Lumer Bagaikan Salju

Membaca begitu banyak ragam dan corak tulisan yang terposting di Kompasiana, tak jarang membuat kita menghela nafas panjang, karena ada tulisan yang bernada sangat keras, tajam dan bagaikan tombak yang siap menusuk. Ditimpali dengan komentar-komentar yang tidak kurang panas dan seru, membuat, kita yang membaca saja, jadi ikut panas dingin, walau sama sekali tidak terlibat didalam argumentasi posting memosting tersebut.

Rasanya gimana kalau ketemu dengan sosok penulisnya. Apakah memang sangar dan temperamental seperti tulisannya?

Terbantah Ketika Sudah Bertemu di Kompasianival

Ternyata kekhawatiran tersebut sesungguhnya tidak perlu ada, karena terbukti setelah bertemu face to face dalam acara akbar Kompasianival yang digelar kemarin, tanggal 12 dan 13 Desember 2015 di Piazza Gandaria City Mall, Jakarta Selatan.

Seumpamanya, nama Rifki yang sering menulis sangat tajam dan terkesan temperamental ternyata orangnya adalah sesosok anak muda, dengan senyum penuh ketulusan. Mahasiswa jurusan ilmu hukum tingkat dua ini, memanggil saya dengan sangat akrab:” Opa sambil menyalami kami berdua dengan sangat santun. Secara serta merta, gambaran sosok yang keras dan tajam sirna dalam hitungan detik, karena ternyata orangnya sangat lembut dan santun.

Thomson Cyrus, yang juga tak kurang keras dan kencangnya dalam menuliskan hal hal yang sedang up to date, walaupun bertubuh kekar, kayak pegulat sumo Jepang, namun juga sangat santun dan tulus, Tak terbayang secuilpun wajah angker atau keras diwajahnya yang bulat seperti bulan purnama penuh dengan senyuman yang tulus.

Ada Maria, yang mengaku :”kayak petasan” yang bersumbu pendek, ternyata adalah ‘”cucu” yang sangat peduli dengan kami berdua, Memberikan tempat duduknya, Membelikan minuman dingin bagi kami berdua, bahkan mengantarkan kami hingga ke tempat parkir ketika kami pamitan. Tak lupa memeluk kami berdua dengan air mata bergenang dipelupuk matanya. Ternyata Maria yang meledak ledak, berjiwa sangat lembut dan peduli, serta sangat santun pada orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun