Dua artikel saya yang saya postingkan tgl. 13 dan 14 Desember.2015, ternyata mendapatkan sambutan yang sangat hangat. Begitu banyak tanggapan dan komentar yang masuk, sementara itu, saya langsung berangkat sehingga komentar yang masuk belum saya jawab. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan terima kasih tak terhingga.
Kehadiran selama dua hari di Kompasianival, semakin membuka mata hati saya bahwa memang sesungguhnya jalinan persahabatan adalah sangat indah. Ketika bertemu dan berjabatan tangan dengan tulus hati, maka segala ganjelan dihati, seandainya ada, akan secara serta merta akan mencair.
Membaca begitu banyak ragam dan corak tulisan yang terposting di Kompasiana, tak jarang membuat kita menghela nafas panjang, karena ada tulisan yang bernada sangat keras, tajam dan bagaikan tombak yang siap menusuk. Ditimpali dengan komentar-komentar yang tidak kurang panas dan seru, membuat, kita yang membaca saja, jadi ikut panas dingin, walau sama sekali tidak terlibat didalam argumentasi posting memosting tersebut.
Rasanya gimana kalau ketemu dengan sosok penulisnya. Apakah memang sangar dan temperamental seperti tulisannya?
Ternyata kekhawatiran tersebut sesungguhnya tidak perlu ada, karena terbukti setelah bertemu face to face dalam acara akbar Kompasianival yang digelar kemarin, tanggal 12 dan 13 Desember 2015 di Piazza Gandaria City Mall, Jakarta Selatan.
Seumpamanya, nama Rifki yang sering menulis sangat tajam dan terkesan temperamental ternyata orangnya adalah sesosok anak muda, dengan senyum penuh ketulusan. Mahasiswa jurusan ilmu hukum tingkat dua ini, memanggil saya dengan sangat akrab:” Opa sambil menyalami kami berdua dengan sangat santun. Secara serta merta, gambaran sosok yang keras dan tajam sirna dalam hitungan detik, karena ternyata orangnya sangat lembut dan santun.
Ada Maria, yang mengaku :”kayak petasan” yang bersumbu pendek, ternyata adalah ‘”cucu” yang sangat peduli dengan kami berdua, Memberikan tempat duduknya, Membelikan minuman dingin bagi kami berdua, bahkan mengantarkan kami hingga ke tempat parkir ketika kami pamitan. Tak lupa memeluk kami berdua dengan air mata bergenang dipelupuk matanya. Ternyata Maria yang meledak ledak, berjiwa sangat lembut dan peduli, serta sangat santun pada orang tua.