Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Memegang Posisi Penting,Jangan Arogan

9 Desember 2015   22:45 Diperbarui: 9 Desember 2015   23:11 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

Ketika Memegang Posisi Penting Jangan Arogan

Tidak sedikit orang yang lupa diri. Begitu posisi berada :”diatas angin”.,terus melakukan apa saja yang dapat menunjukkan bahwa ia sedang berkuasa untuk menentukan. Mulai dari hal hal sepele, hingga menyangkut hal yang yang berhubungan dengan kelangsungan hidup karakter seseorang.

Karena itu perlu kita mawas diri, untuk senantiasa mengingat dan memahami, bahwa tidak ada kedudukan atau jabatan yang abadi di dunia ini. Betapapun hebatnya seseorang, suatu waktu pasti akan ada yang menggantikannya. Pada saat tidak lagi berada diposisi yang menentukan, maka baru merasakan betapa sakitnya ditinggalkan oleh orang orang yang pernah mengenalnya . Atau bahkan mungkin yang pernah dekat dengan dirinya..

Tindakan Arogan,Akan Jadi Bumerang Bagi Diri

Tetangga kami dulu seorang Pejabat di daerah. Sangat angkuh dan setiap kali berbicara menunjukkan bahwa dirinya adalah decision maker atau si pengambil keputusan. Berkas pengajuan ijin, tanpa diperiksa terlebih dulu, sudah dikembalikan ,dengan catatan :” tidak lengkap”. Hanya untuk menunjukkan bahwa mengurus ijin tidak mudah.

Suatu waktu. Ditengah malam ,istrinya tumben mengetuk pintu rumah kami. Ternyata sang Pejabat tugas keluar daerah.Putrinya mau melahirkan ditengah malam,sementara hujan turun dengan lebat..Dan tidak ada siapa siapa yang dapat membawa putrinya kerumah sakit.,karena mantunya juga sedang berada diluar negeri.

Tanpa berpikir panjang, kami berdua mengantarkan putrinya kerumah sakit .Kami tunggu hingga menjelang pagi,menemani istrinya, siapa tahu ada sesuatu yang dibutuhkan.Kemudian setelah semuanya beres, kami pamitan pulang kerumah.

Seminggu kemudian….

Sang pejabat menelpon dan minta maaf,serta berterima kasih ,karena kami sudah mengantarkan putrinya kerumah sakit ditengah malam.Terdengar suaranya bergetar, menunjukkan betapa ia harus berjuang mengalahkan keangkuhan hatinya.

Pelajaran pahit bagi pejabat ini, sekaligus menjadi pelajaran dan alarm bagi diri saya, untuk jangan pernah bersifat arogan kepada siapapun. Karena ada waktunya, mungkin saya butuh bantuan orang lain. Karena di dunia ini tidak ada jabatan yang abadi.

Jalankan Kewajiban Kita dengan Arif dan Bijak

Mungkin saja ,kita dalam posisi yang menentukan ,diterima tidaknya seseorang dalam sebuah perusahaan.Atau mungkin juga memiliki kekuasaan untuk menentukan :" lulus atau tidak" nya seseorang. Layak atau tidaknya sebuah aritkel di korankan. Silakan menjalankan tugas kita sebagaimana semestinya,tanpa harus melukai perasaan orang lain. Apalagi sampai mematikan antusiasme yang ada didalam dirinya.

Atau mungkin  harta kekayaan  atau kedudukan kita yang memberikan kita wewenang untuk bertindak, hanyalah untuk sementara waktu. Lakukanlah tugas dengan bijak,tanpa harus meluikai perasaan orang lain. Karena bila dilakukan ,percayalah hanya akan jadi bumerang bagi diri kita.

Tulisan ini sengaja saya postingkan, dengan harapan mungkin ada gunanya untuk orang lain, Setidaknya mengingatkan , agar dalam hal apapun, jalani hidup dengan rendah hati dan jauh dari arogan.

Macau, 09 Desember, 1215

Tjiptadinata Effendi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun