Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Demi Wanita Yang Kucintai, Nafaspun Akan Kugadaikan

29 Oktober 2015   17:28 Diperbarui: 29 Oktober 2015   18:58 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi Cinta, Nafaspun Akan Kugadaikan

“Sayang, tadi malam kan hampir nggak tidur, batuk terus menerus. Hari ini nggak usah masuk kerja yaa… please.”  pinta Helen kepada suaminya. Sesaat Andri. Suaminya memandangi istrinya. Ada rasa haru yang amat sangat menyesak di dadanya, namun ia menguatkan hati dan menggelengkan kepala dengan lemah.

“Susu untuk putra kita sudah sejak kemarin habis sayang, nggak apa apa koq, saya kuat… Dikecupkan wanita yang dinikahinya beberapa tahun lalu. Dan dengan setengah berbisik mengatakan, ”Aku pergi dulu ya… ntar sore kita ketemu lagi… Dimantapkannya langkahnya didepan wanita yang dicintainya ini, agar tak tampak sesungguhnya ia berjalan dalam kegamangan. Setelah sakit yang menderanya, sejak jatuh dari bis, ketika bekerja menjadi kuli bongkar muat.

Ada rasa bersalah yang menghentak hentak dalam dadanya, karena menikah dengannya, justru wanita yang bernama Helen ini, malah ikut larut dalam derita, Setelah berkali kali gagal dalam upayanya mengubah nasib. Padahal ,dulu Helen sudah dicalonkan oleh orang tuanya dengan pemuda yang sudah mapan dan memiliki masa depan yang pasti. 

Karena itu Andri bersumpah pada diri nya sendiri ,untuk bekerja keras,untuk mencari jalan mengubah nasib mereka. Tekadnya, bilamana diperlukan, nafasnyapun akan digadaikannya, demi wanita yang dicintiainya melebihi dirinya sendiri ini…

Tiba Tiba

“Hai Andri, kalau kau sakit, pulang, jangan kerja. Kau tahu aturan kerja disini, mau hidup, mau mati, urusan dan tanggung jawab masing-masing kan?” kata Pimpinan buruh, tempat Andri biasa mangkat mencari nafkah. Walaupun suaranya keras, dengan dialek Batak,tapi Andre tahu, bahwa Bang Ucok ini sesungguhnya hatinya baik. Kemarin malah tetap membayar gajinya walaupun ia tidak bekerja seharian karena mengalami kecelakaan terjatuh dari bus.

“ Siaap Bang Ucok…Saya siap untuk bekerja” Jawab Andri singkat, dengan menahan sakit di tulang rusuknya yang cidera.

“Okey, kau tak usah angkat yang berat berat hari ini, mengerti “ kata Bang Ucok, Andri terharu,dalam hatinya bersyukur bertemu dengan Bang Ucok yang tampilannya kasar dan ngomong keras, namun penuh perhatian terhadapnya..

Sore Hari

Andri pulang dengan wajah ceria, walau sebenarnya setiap jengkal tubuhnya terasa seperti remuk redam. Namun kini ditanganya ada uang ,cukup untuk beli susu bagi putranya dan masih ada sisa untuk beli nasi rames,untuk dimakan berdua…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun