Begitu sibuknya mencari dan mengumpulkan kekayaan demi keluarga, sehingga lupa bahwa ada yang jauh lebih penting dari harta kekayaan, yakni keutuhan keluarga.
Suami sibuk, istri sibuk. Keduanya sibuk , pagi sudah keluar rumah, bahkan sarapan pagipun tidak sempat bersama. Alasannya sibuk, sudah ditunggu untuk memberikan ceramah /penataran dan sebagainya. Maklum suami istri orang penting dimata masyarakat. Begitu besarnya pesona popularitas bagi keduanya, sehingga keutuhan keluarga menjadi prioritas urutan ketiga atau keempat
Kesibukan yang melahirkan kesepian batin.
Kesibukan yang berlebihan dan sudah mendarah daging, secara tanpa sadar sudah menciptakan kesepian di dalam hati. Ketika kesepian sedang membelenggu jiwa seseorang, maka siapa saja yang mau mengisi kekosongan hati,akan diterimanya mentah mentah.
Disini sekali lagi terbukti,bahwa setiap manusia butuh uang, Tanpa uang,manusia tidak bisa melanjutkan hidupnya. Suka atau tidak suka,ini adalah sebuah realita hidup.
Namun, begitu terpesona oleh daya tarik uang maka tanpa sadar banyak orang yang telah membuka peluang terjadinya kehancuran rumah tangganya.
Komunikasi Berarti Membuka Diri Kepada Pasangan
Komunikasi berarti membuka diri terhadap pasangan hidup kita. Sehingga terjalin hubungan batin yang mempertautkan cinta kasih Sehingga menutup peluang masuknya orang lain dalam kehidupan suami maupun istri
Komunikasi bukan hanya berisi:” I love you and you love me” .tetapi saling membuka diri. Kalau perlu mengingatkan pasangan kita,bila ada sesuatu yang tidak pas. Bertengkar? Tidak masalah. Bertengkar untuk mencapai kesepakatan adalah jauh lebih baik, daripada diam dan curhat kepada orang lain.
Saya dan istri sejak menikah,belum sekali juga curhat pada orang lain, termasuk pada kedua orang tua ,bahkan anak anak kami, Karena kami berdua bicara secara terbuka.
- Komunikasi berarti saling mengingatkan
- saling menjaga
- saling menghormati pendapat pasangan hidup kita
- gunakan bahasa hati
- kalau salah tidak ada salahnya saling minta maaf
Misalnya, istri saya menegor saya :” Sayang, hati hati menulis, jangan menggurui orang, Ntar orang bisa marah” atau “ Jangan ikut ikutan politik ya sayang, kita mau hidup tenang, “ atau :” Hari dingin gini, nggak usah kekebun yaa ntar sakit tahu”