Selama acara kocak dan lucu ,serta konyol, Kepala Sekolah menonton sambil ikut ketawa. Tapi suatu waktu ketika ada yang salah serorang senior yang menempelkan secarik keras di punggung seorang siswi yang baru masuk, dengan menuliskan kata kata yang tidak sopan.maka kepala Sekolah menjadi sangat berang.
Saya masih ingat apa yang dikatakan Kepala Sekolah (alm) :” Sekali lagi kamu lakukan hal ini, maka kamu akan dikeluarkan dari sekolah ini. Juga kamu ,sebagai guru,seharusnya melindungi ,bukan malah ikut tertawa” kata Kepala Sekolah kepada siswa yang menempelkan kertas tersebut dan sekaligus kepada guru sekolah yang ikut tertawa,membaca kalimat tidak sopan tersebut.
Saya Berani Membantah.Tapi Justru Saya Dipercayai
Pada umumnya siswa tidak berani membantah apa yang dikatakan oleh Kepala Sekolah yang terkenal galak dan sangat disiplin. Mungkin saya termasuk yang nekat dan berani membantah. Misalnya ketika disuruh ke kantor, karena urusan sebagai Ketua Kelas, saya berani mengatakan:” Maaf,bukan sekarang Frater,nanti sesudah selesai pelajaran”
Tapi herannya, saya justru paling banyak mendapatkan kepercayaan . Misalnya selain dari Ketua Kelas, saya juga Pemred Majalah Gema don Bosco, Ketua Koperasi Sekolah, dan Wakil Ketua Ikatan Siswa don Bosco.
Mungkin tulisan kecil ini, setidaknya dapat memberikan gambaran, bahwa yang salah bukan pekan Orientasinya,tapi pelaku pelakunya ,yang salah dalam menafsirkan ,serta menerapkan pekan saling kenal ini.
Ditulis berdasarkan rasa kepedulian terhadap generasi muda Indonesia.
Briatico, 28 Juli, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H