Margareth bertanya :” Cape nggak ? Kalau cape kita istirahat?”.
Nah,kesempatan baik, karena ditanya, jadi lagi lagi tidak kehilangan muka,maka kami istirahat dipinggang gunung,sambil menikmati minuman yang kami bawa. Dan kemudian melanjutkan pendakian hingga ke puncak Amiata.
Setelah sempat beristirahat secukupnya, maka kamipun berangsur turun kembali. Sesungguhnya judul diatas :” Menaklukkan Puncak Vetta Amiata” ,mungkin bagi orang lain terlalu dibesar besarkan. Apalagi bila dibandingkan dengan tingginya gunung yang 4- 5 ribu meter.
Namun di usia kami berdua yang mencapai 72 plus, mampu menaklukkan Vetta Amiata,sudah melahirkan rasa syukur yang luar biasa. Bukan karena “prestasi” melainkan karena kesehatan yang dikaruniakan kepada kami berdua. Disamping itu, kami juga sudah mampu menaklukkan diri kami sendiri.
Tidak ada sesuatu yang spektakuler dalam tulisan ini,namun setidaknya diharapkan ada sesuatu yang bermanfaat yang dapat dipetik oleh orang banyak,bahwa bila sejak sedini mungkin kita menjaga kesehatan ,maka hingga diusia lanjut, masih dapat menikmati hidup secara luar biasa.
Vetta Amiata , 21 Juli,2015
Tjiptadinata Effendi