[caption caption="pasangan pengantin di foto ini,sama orangnya dengan yang menulis artikel ini. Hanya dulu masih muda, sekarang sudah 73. Jadi wajahnya pasti nggak sama lagii"]
Untung Saya Tidak menuliskan kebohongan
Saya bersyukur, dalam daftar hobbi saya, kata ”berbohong” tidak tercantum di sana. Coba kalau andaikata saya nulis secara ngawur dan ngaku ngaku pernah jadi penjual kelapa, padahal bukan, maka dapat dipastikan, sejak saat ini verifikasi biru saya bakal dicomot dan kemungkinan juga akun saya akan dibanned. Karena telah melakukan pembohongan publik.
Di Padang, Telur Ayam Menetas, Sekampung Bakal Tahu
Di Kompasiana ada beberapa orang asal Padang. Kota Padang adalah kota kecil. Boleh dikatakan, ayam menetas, orang sekampung bakalan tahu. Makanya kalau angkatan saya, semua tahu riwayat hidup kami.
Bahwa Lina adalah adik kelas saya di SMA don Bosco. Gadis yang merupakan cinta pertama dan sekaligus yang terakhir, yang kini menjadi istri dan ibu dari putra putri kami, serta nenek dari 10 orang cucu. Dan semoga tahun depan, kami akan menjadi Greatgrandpa dan Greatgrandma. Karena cucu tertua kami sudah menikah beberapa bulan lalu.
Perlu juga saya tuliskan bahwa nama Lina di sekolah adalah Helena. Jadi Lina yang sekarang, adalah Helena yang dulu sama satu sekolah dengan saya di SMA don Bosco. Jangan sampai ada yang mengira, bahwa Lina itu wanita lain, berbahaya..
Tulisan ini, bukan bermaksud melucu. Walapun kami sempat ketawa,karena salah pengertian. Sengaja dipostingkan, karena mungkin dapat dipetik manfaatnya, agar senantiasa menuliskan apa adanya. Sehingga bilamana ada yang sampai menyewa detektif untuk melacak kebenaran tulisan yang terposting, kita bisa tidur nyenyak. Karena memang tidak ada sepotongpun kebohongan di sana.
Wollongong, 9 Juli, 2015
Tjiptadinata Effendi