Ini bukan akhir sisi gelap kehidupan kami. Karena masih berlanjut dengan pindahnya kami ke pasar Tanah Kongsi, untuk berjualan kelapa. Tujuh tahun kami hidup morat marit ,sebelum kehidupan kami berubah membaik dan baru 11 tahun kemudian, saya menjadi pengusaha.
Kisah ini, sengaja saya postingkan, bukan untuk mendapatkan simpati, melainkan agar pembaca yang mungkin merasa hidupnya susah, tulisan ini mungkin dapat menyemangati. Bahwa kisah kisah kami traveling ke berbagai pejuru dunia, tidak semudah membalik telapak tangan kami raih. No pain, no gain. Tidak akan ada keberhasilan tanpa kerja keras dan pengorbanan, serta saling menyemangati antara suami dan istri.
Apapun yang terjadi, jalanilah dengan ikhlas. percayalah..badai pasti akan berlalu, tapi tidak secepat seperti maunya kita.
Wollongong ,8 Juli, 2015
Tjiptadinata Effendi
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H