Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Kisah Kelam Kehidupan Saya di Masa Lalu

8 Juli 2015   18:34 Diperbarui: 8 Juli 2015   18:34 13314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya Berbohong Pada istri

Hari itu saya pulang sudah senja. Sangat senang sekali, karena di kantong saya ada uang yang saya dapatkan dari hasil pembagian bongkar muat barang. Walaupun kondisi tubuh saya rasanya sangat tidak karuan, karena masih belum pulih dari penyakit malaria yang menggeroti saya.

Tiba dirumah, istri saya langsung menyambut saya dan menanyakan, ke mana saja saya seharian. Saya tidak tega mengatakan bahwa saya jadi kuli bongkar muat. Sehingga saya berbohong. Saya katakan bahwa saya kerja, bantu bantu di gudang untuk menyusun barang barang, sambil menyerahkan hasil jerih paya saya pada hari itu. Kata istri saya, ” Kita belikan susu ya ..untuk anak kita.” Tentu saja saya sangat setuju.

Jatuh dari Bus

Sepandai pandainya tupai melompat, sekali waktu akan jatuh juga . Kata pepatah..Sepandai pandainya saya berbohong, akhirnya ketahuan juga. Sesudah sempat beberapa bulan menikmati hasil kerja saya sebagai kuli bongkar muat, suatu hari, karena kondisi tubuh yang sangat lemah, ketika memanjat atap bus untuk menurunkan barang ,tiba tiba saya terpeleset dan jatuh. Tulang lutut saya keluar dari bongkolnya.

Teman teman sesama kuli, mencoba membantu dengan menekan lutut saya, agar bongkolnya,masuk kembali kelekuknya. Keringat dingin membasahi tubuh saya..serasa saya mau pingsan .Saya mencoba menahan diri untuk tidak berteriak ,dengan mengertak gigi saya sekuat kuatnya. Dengan menahan kesakitan yang amat sangat akhirnya masuk juga.

Tapi saya tidak bisa berjalan normal.Setiap gerakan ,serasa ada yang robek di dalam daging lutut saya..Namun saya,masih berusaha untuk berjalan seolah olah tidak terjadi apa apa. Tetapi setibanya di rumah, melihat wajah saya yang pucat pasi, istri saya langsung berlari dan memegang saya.

Saya Mengaku Dosa

Saya tidak bisa lagi berbohong, maka dengan terus terang saya ceritakan semuanya. Istri saya memeluk saya erat erat,menangis didada saya  dan mengatakan, saya tidak boleh lagi jadi kuli.

Kecintaan seorang istri, membuktikan kesetiaannya ,ikhlas hidup menderita,tanpa pernah mengeluh sekali jua. hidup kami morat marit satu hal yang tdak pernah kami lupakan adalah berdoa. Kami mohon agar diberikan kekuatan dan ketabahan untuk menjalani hidup ,dalam kondisi yang sangat berat .Ternyata doa kami tidak secara serta merta dijawab oleh Tuhan. Karena kami masih harus melanjutkan episode penderitaan kami ke penderitaan lainnya......

Penderitaan Belum Berakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun