Saya Berbohong Pada istri
Hari itu saya pulang sudah senja. Sangat senang sekali, karena di kantong saya ada uang yang saya dapatkan dari hasil pembagian bongkar muat barang. Walaupun kondisi tubuh saya rasanya sangat tidak karuan, karena masih belum pulih dari penyakit malaria yang menggeroti saya.
Tiba dirumah, istri saya langsung menyambut saya dan menanyakan, ke mana saja saya seharian. Saya tidak tega mengatakan bahwa saya jadi kuli bongkar muat. Sehingga saya berbohong. Saya katakan bahwa saya kerja, bantu bantu di gudang untuk menyusun barang barang, sambil menyerahkan hasil jerih paya saya pada hari itu. Kata istri saya, ” Kita belikan susu ya ..untuk anak kita.” Tentu saja saya sangat setuju.
Jatuh dari Bus
Sepandai pandainya tupai melompat, sekali waktu akan jatuh juga . Kata pepatah..Sepandai pandainya saya berbohong, akhirnya ketahuan juga. Sesudah sempat beberapa bulan menikmati hasil kerja saya sebagai kuli bongkar muat, suatu hari, karena kondisi tubuh yang sangat lemah, ketika memanjat atap bus untuk menurunkan barang ,tiba tiba saya terpeleset dan jatuh. Tulang lutut saya keluar dari bongkolnya.
Teman teman sesama kuli, mencoba membantu dengan menekan lutut saya, agar bongkolnya,masuk kembali kelekuknya. Keringat dingin membasahi tubuh saya..serasa saya mau pingsan .Saya mencoba menahan diri untuk tidak berteriak ,dengan mengertak gigi saya sekuat kuatnya. Dengan menahan kesakitan yang amat sangat akhirnya masuk juga.
Tapi saya tidak bisa berjalan normal.Setiap gerakan ,serasa ada yang robek di dalam daging lutut saya..Namun saya,masih berusaha untuk berjalan seolah olah tidak terjadi apa apa. Tetapi setibanya di rumah, melihat wajah saya yang pucat pasi, istri saya langsung berlari dan memegang saya.
Saya Mengaku Dosa
Saya tidak bisa lagi berbohong, maka dengan terus terang saya ceritakan semuanya. Istri saya memeluk saya erat erat,menangis didada saya dan mengatakan, saya tidak boleh lagi jadi kuli.
Kecintaan seorang istri, membuktikan kesetiaannya ,ikhlas hidup menderita,tanpa pernah mengeluh sekali jua. hidup kami morat marit satu hal yang tdak pernah kami lupakan adalah berdoa. Kami mohon agar diberikan kekuatan dan ketabahan untuk menjalani hidup ,dalam kondisi yang sangat berat .Ternyata doa kami tidak secara serta merta dijawab oleh Tuhan. Karena kami masih harus melanjutkan episode penderitaan kami ke penderitaan lainnya......
Penderitaan Belum Berakhir