Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Hidup Terpuruk, Istri Saya Rela Jadi Sopir Antar Jemput

28 Juni 2015   13:32 Diperbarui: 28 Juni 2015   13:32 51875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istri saya Jadi Sopir AntarJemput

Tanpa diminta, istri saya mengambil inisiatif, menjadi sopir antar jemput. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan istri saya, dari seorang istri pengusaha tiba-tiba harus menjadi sopir antar jemput. Namun Lina menjalani semuanya dengan ikhlas. Tak sekali jua mengeluh.

Suatu hari saya melihat istri saya kelihatan sangat pucat dan kelelahan, duduk bersandar dengan mata terpejam. Menyaksikan hal tersebut, tiba tiba bagaikan tersengat listrik, saya terbangun dari mimpi buruk dan berlari memeluk istri saya. Tak habis pikir, bagaimana mungkin selama berbulan bulan saya sudah membiarkan Lina mengambil alih tugas saya. Tanpa satu kata hiburan atau terima kasih yang saya ucapkan.

Saya minta maaf kepada Lina, yang membalas memeluk saya erat erat. Matanya berkaca kaca dan berkata: ”Sayang, kita mulai lagi dari awal yaa”

Badai Itupun Berlalu

Sejak saat itu, kami bergandengan tangan mengawali usaha dari bawah. Sungguh sangat tidak mudah, bekerja keras dari kemelaratan hidup untuk mencapai hidup yang lebih baik, sudah cukup berat. Namun mengawali usaha dari kejatuhan, sungguh berkali kali lebih berat rasanya. Kami menjual semua barang yang dapat kami uangkan, bahkan Lina mengeluarkan seluruh barang perhiasannnya dan hanya meninggalkan satu cincin kawin yang melekat dijarinya. Yang lain semua dijual dan kami jadikan modal awal.

Mahabesarlah Tuhan, dua tahun kemudian kami sudah mulai bangkit kembali. Badai itu sudah berlalu dari kehidupan kami.

Bukti Kesetiaan istri

Hal ini bukanlah kali pertama istri saya membuktikan kesetiaannya, karena sebelum itu saya pernah terbaring berbulan bulan di rumah sakit Mount Elisabeth Singapore. Dan istri saya dengan penuh kasih menjaga dan membesarkan hati saya. Belakangan, ketika dua tahun lalu saya terjatuh dan selama sebulan dirawat di General Hospital di Wollongong, kembali istri saya membuktikan betapa ia mengasihi saya.

Nah, sebebal apapun hati seorang pria, mendapatkan cinta begitu tulus dari seorang istri, mana mungkin tega menghianati cintanya.

Kemesraan yang Kami tampilkan adalah Kemesraan Luar Dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun