Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sudah Tahu Jakarta Banjir dan Macet, Siapa Suruh Datang ke Jakarta?

23 Juni 2015   20:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:38 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Sudah Tahu Jakarta Banjir dan Macet, Siapa Suruh Datang ke Jakarta?

Kalimat ini mungkin sudah sangat sering kita dengarkan. Tapi hanya kita respon sambil tersenyum kecil.Mungkin kita pikir :” Ah,Cuma bercanda”.Sesungguhnya,kalimat tersebut diatas menyirat pesan moral yang cukup mendalam. Yang kalau boleh dijelaskan dalam beberapa kalimat :” Sudah tahu sejak dulu,bahwa Jakarta itu banjir dan macet. Tapi koq masih betah datang ke Jakarta?”

Dinegeri kita ini, orang boleh datang dan pergi sesuka hati, asal jangan melanggar aturan setempat. Namun,kalau memang kita sudah bertekad mau tinggal dan menjadi penduduk DKI, tentu dengan segala konsekuensinya. Setidaknya , sudah mau menerima,bahwa banjir dan kemacetan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kota Jakarta.

Menerima ,berarti diam. Tidak perlu sumpah serapah berkepanjangan:” Jakarta banjir…Jakarta anjir…Jakarta macet…jakarta brengsek….”Bagi yang mau dan sudah memutuskan untuk tinggal di Jakarta, tentu dengan resiko ,menerima kenyataan bahwa beginilah Jakarta itu.

 

Ingin Enaknya Saja

Cukup banyak orang yang membuka usaha di Jakarta, bukan lagi mengais rejeki,tapi menangguk atau menjala rupiah. Menikmati segala sesuatu dari usahanya yang berada di Jakarta .namun disisi lain,tidak mau menerima keadaan.

Setiap kali pulang ke Jakarta, saya dan istri hampir setiap hari keluar rumah. Sambil berkendara,saya memperhatikan ,kendaran mewah yang melaju didepan kami,dengan seenaknya,membuka kaca jendela dan membuang kulit duku, Kalau sekali,mungkin kebetulan,namun ini terjadi sepanjang jalan. Hingga saya dim dengan lampu ,pengemudi bertindak seolah tidak ada kejadian apa apa. Namun karena saya bukan petugas,maka hanya bisa mengelus dada saja.

Nah,ini baru satu contoh nyata. Menikmati kekayaan ,hasil dari tanah Jakarta, namun tidak peduli mau banjir ataupun tidak.

Komplain Teruuus

Orang tipe pembuang sampah secara serampangan inilah yang paling getol mengeluarkan sumpah serapah : Jakarta macet, Jakarta brensek,,Banjir ,kumuh dan seterusnya. Namun tidak pernah terniat mau pindah atau mau sama sama menjaga ,agar Jakarta tidak lagi banjir.

Dengan ikut berperan aktif menjaga kebersihan bersama:

  • Jaga anak anak kita agar jangan buang sampah sembarangan
  • Sediakan tempat sampah dalam kendaraan
  • Hindari cari jalan alternative untuk tidak menambah kemacetan

Prisinpnya kalau mau mengubah Jakarta,mulailah dengan mengubah sikap mental diri sendiri terlebih dulu.

Kalau tidak tahan banjir dan macet, sebaiknya pulang kampung atau pindah ke kota lain Mengatasi banjir ,tidak mungkin dalam waktu singkat . Dengan menjaga agar diri sendiri dan keluarga tidak buang sampah sembarangan,setidaknya sudah ikut berperan secara aktif menanggulangi bahaya banjir.

Hidup itu harus seimbang..kalau mau mereguk keuntungan dari Jakarta, harus mau ikut peduli dengan menjaga dan mawas diri, dengan membuang sampah ditempat yang sudah disediakan Bayangkan kalau 15 juta penduduk Jakarta sungguh sungguh peduli,maka berapa ton sampah yang bisa dihindari tidak masuk kedalam kali dan berpotensi menimbulkan banjir.

Sehingga dengan demikian, Jakarta akan menjadi semakin baik.

Wollongong, 23 Juni. 2015

Tjiptadinata Effendi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun