Nah,ini baru satu contoh nyata. Menikmati kekayaan ,hasil dari tanah Jakarta, namun tidak peduli mau banjir ataupun tidak.
Komplain Teruuus
Orang tipe pembuang sampah secara serampangan inilah yang paling getol mengeluarkan sumpah serapah : Jakarta macet, Jakarta brensek,,Banjir ,kumuh dan seterusnya. Namun tidak pernah terniat mau pindah atau mau sama sama menjaga ,agar Jakarta tidak lagi banjir.
Dengan ikut berperan aktif menjaga kebersihan bersama:
- Jaga anak anak kita agar jangan buang sampah sembarangan
- Sediakan tempat sampah dalam kendaraan
- Hindari cari jalan alternative untuk tidak menambah kemacetan
Prisinpnya kalau mau mengubah Jakarta,mulailah dengan mengubah sikap mental diri sendiri terlebih dulu.
Kalau tidak tahan banjir dan macet, sebaiknya pulang kampung atau pindah ke kota lain Mengatasi banjir ,tidak mungkin dalam waktu singkat . Dengan menjaga agar diri sendiri dan keluarga tidak buang sampah sembarangan,setidaknya sudah ikut berperan secara aktif menanggulangi bahaya banjir.
Hidup itu harus seimbang..kalau mau mereguk keuntungan dari Jakarta, harus mau ikut peduli dengan menjaga dan mawas diri, dengan membuang sampah ditempat yang sudah disediakan Bayangkan kalau 15 juta penduduk Jakarta sungguh sungguh peduli,maka berapa ton sampah yang bisa dihindari tidak masuk kedalam kali dan berpotensi menimbulkan banjir.
Sehingga dengan demikian, Jakarta akan menjadi semakin baik.
Wollongong, 23 Juni. 2015
Tjiptadinata Effendi
Â