Dengan mengambil tempat di Kampus Seni RupaTasmania , ketiga seniman Bali ini menciptakan ogoh-ogoh Tasmania berbentuk ikan handfish Tasmania. Ikan langka ini memiliki bentuk aneh karena memiliki "tangan" bukan sirip seperti ikan pada umumnya. Pembuatan ogoh-ogoh Tasmania ini dibantu oleh seniman lokal Tristan Stowards dan relawan dari mahasiswa TCotA.
Cas Charles, pakar ogoh-ogoh sekaligus manajer dari proyek kolaborasi budaya ini mengatakan secara tradisional patung raksasa ogoh-ogoh dibuat dari kawat, bamboo,serta sobekan kertas. Tapi di Hobart, ogoh-ogoh dibuat dari materi yang ada.
Besok Akan Dibakar
Rencanya ,besok hari Minggu malam , 21 Juni 2015, komunitas Tasmania diundang untuk menghadiri upacara ‘penyucian’ dimana ketiga ogoh-ogoh ini akan diarak menuju lokasi upacara untuk dibakar . Acara ini sekaligus akan menjadi malam puncak penyelenggaraan Festival Dark Mofo di Dark Park, Hobart.
Dalam kesempatan ini, akan dilakukan juga ritual pembersihan ogoh-ogoh khas Bali, lengkap dengan iringan penari . Serta dimeriahkan dengan paduan suara serta iringan dentuman gong dan alat music lainnya.
Soroti Pentingnya Hubungan Baik dengan Asia
Dalam kesempatan ini, Dr Kaz Ross, pengajar di Fakultas Kajian Asia Universitas Tasmania menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga Tasmania terhadap kebudayaan Asia dan menyoroti pentingnya hubungan dengan Asia
“Proyek ini penting karena menunjukan kalau orang bisa kapan saja belajar mengenai Asia dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan Asia. Menghadirkan tradisi Indonesia dalam festival tahunan di Tasmania merupakan cara yang sangat bagus untuk menunjukan nilai dari kolaborasi kebudayaan,”
Menurut bbc.news pada penyelenggaraan tahun lalu, festival ini berhasil menarik perhatian lebih dari 120.000 orang ke Kota Hobart pada musim dingin lalu.
Festival unik ini akan ditutup dengan tradisi berenang telanjang ke Sungai Derwent yang dingin tepat pada saat matahari terbit ,esok pagi, tanggal 21 Juni, 2015
(sumber : bbc.news.)