Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Slowest River in The World

7 Januari 2014   22:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu saya terlelap dalam mimpi mimpi indah..

Keesokan Harinya.

[caption id="attachment_304607" align="alignleft" width="300" caption="doc.pri/"]

1389108237893465005
1389108237893465005
[/caption]

Tujuan kami hari ini adalah bersafari di Florida Eveglades Park. Kami bergabung bersama turis turis yang berasal dari mancanegara ,untuk mengelilingi rawa terluasdan sekaligus merupakan sungai yang terlambat (the slowest river) in the world.Rawa yang menjadi bagian dari lebih kurang 2.400 mil persegi yang di kenal dengan nama Florida Everglades National Park.

Dari kejauhan ,kita sama sekali tidak menyangka bahwa “padang rumput” yang sangat luas ini,ternyata adalah rawa yang mematikan. Karena disamping berlumpur,sungai ini merupakan surga dari ribuan ekor buaya,yang siap menerkam apapun yang bergerak.

[caption id="attachment_304610" align="alignleft" width="300" caption="doc.pri/perahu di rawa"]

1389108560411578326
1389108560411578326
[/caption]

Menjelajahi Rawa Dengan Tongkang Bermotor

Mata saya lebih tertarik melihat sebuah boat kecil,yang mirip miniatur kapal tongkang,yang siap memberangkatkan kami berpetualang memasuki daerah habitat buaya. Pada awalnya sempat saya bertanya dalam hati:” Lho,yang terlihat sejauh mata memandang ,adalah padang rumput yang menghijau amat indah… dimana nanti kami akan menemukan buayanya?”

Pertanyaan tersebut dalam beberapa saat terjawab,ketika kami sudah mendapatkan tempat masing masing di tongkang mini ini dan sesaat lagi ,bunyi mesin menderu deru . Untuk mana setiap penumpang,diberikan dua keping gabus,untuk menutupi telinganya,untuk meminimalkan kebisingan yang dihadirkan oleh deru mesin tongkang ini.

Dalam hitungan detik,tongkang ini melaju membela hamparan “padang rumput” yang amat luas tadi. Ternyata. yang tadinya kelihatan ,bagaikan hamparan permadani hijau yang amat memukau,adalah rawa terdalam dan terluas di Florida. Ini adalah pengalaman pertama bagi saya,berlayar di "Padang rumput"

Dan ketika perahu melambat,saya mencoba meraup air sungai ini,untuk membasahi wajah saya, kebiasaan seperti yang saya lakukan ketika mengunjungi sungai Nil di Mesir. Tapi tiba tiba terdengar suara Kapten Kapal berteriak:" Awas tangan anda!" Bersamaan dengan itu,air yang tadinya terlihat sangat tenang,tiba tiba bergelombang. Dan syukur secara refleks tangan saya terangkat kepermukaan. Sesaat penumpang lain,berteriak dan darah jantung saya seakan terhenti. Seekor buaya menyambar dengan mulut ternggaga. Saya bersyukur,petaka itu lewat. Untuk beberapa saat saya terdiam,menenangkan jantung saya yang berdebar keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun