Florida
Sungai Terlamban di Dunia [caption id="attachment_304606" align="alignleft" width="1280" caption="doc.pri"][/caption] Florida
Sungai Terlamban di Dunia
Tahun lalu ,saya dan istri diajak oleh putri kami untuk mengunjungi Florida,bersama dengan suami dan kedua putra putrinya. Disamping menghabiskan waktu kami selama 5 hari melanglang buana mengunjungi Disneyworld yang terkenal didunia.kami juga diajak untuk bersafari ria di Miami. Sudah lama sekali kami ingin menjaksikan dengan mata kepala sendiri keindahan pantai Miami yang sudah terkenal sejak dulu. Maka kesempatan kunjungan ini,tidak kami sia siakan.
Miami yang mempersona dan memukau
Di Miami kami naik kapal pesiar lokal. Mata seakan tidak ingin berkedip,agar tidak kehilangan setiap moment dalam perjalanan ini ,betapapun kecilnya. Guide yang menemani perjalanan kami,dengan suara yang sangat ramah,menjelaskan setiap lekuk dari pantai terkenal di dunia ini . Begitu piawainya ia menyampaikan,sehingga semakin melambungkan kebahagiaan yang memenuhi setiap rongga diri..
Dikiri kanan ,terlihat berbagai bangunan berdiri dengan sangat megah dan indah. Menurut guide kami,rumah rumah disini sangat mahal,karena merupakan vila vila orang orang terkenal di dunia Rumah rumah orang beken didunia, yang nilainya membuat kita pusing bila dikalkulasikan dengan rupiah. Bahkan ada rumah yang disewakan perhari dengan nilai ratusan juta rupiah…wonderful…
Walaupun kapal yang kami tumpangi, adalah merupakan kapal pesiar lokal,namun fasilitas .,kebersihan dan pelayanan yang diberikan kepada penumpang,membuat kami tidak merasakan waktu berlalu begitu cepatnya. Kata orang,bila kita sedang menderita,jam seakan berhenti berputar,tetapi ketika kegembiraan hidup sedang memenuhi jiwa kita,maka waktu berlari bagaikan anak panah lepas dari busurnya. Saya percaya keduanya,karena sudah menjalani hidup di kedua belah sisi.
Duduk dengan perasaan yang gembira yang memenuhi seluruh pikiran dan hati,didampingi istri dan anak cucu tercinta,sungguh saya merasakan bagaikan hidup di taman firdaus. Kendati sesungguhnya saya belum pernah ke sana. Mereguk cappuccino yang hangat dan masih mengepulkan uap,serasa menambah semaraknya kebahagiaan.Masih ada lagi lagu lagu nostalgia yang terdengar sayup sayup,berbaur dengan desiran angin yang membelai wajah…
Suara Nat Kingcole yang tak rentan oleh berlalunya jaman,bagaikan merasuk menembus kerelung relung hati yang terdalam……” When I fall in love…it will be completely…or I never fall in love…..
Namun,seperti juga kata pepatah,tak ada pesta yang tak usai.Begitu juga perjalanan kami mengelilingi pantai Miami yang permai ini, berakhir ketika sang mentari sudah mulai condong ke barat. Dari alat pengeras suara diumumkan,bahwa sudah saatnya kami akan kembali ke pantai.
Malam itu saya terlelap dalam mimpi mimpi indah..
Keesokan Harinya.
[caption id="attachment_304607" align="alignleft" width="300" caption="doc.pri/"]
Tujuan kami hari ini adalah bersafari di Florida Eveglades Park. Kami bergabung bersama turis turis yang berasal dari mancanegara ,untuk mengelilingi rawa terluasdan sekaligus merupakan sungai yang terlambat (the slowest river) in the world.Rawa yang menjadi bagian dari lebih kurang 2.400 mil persegi yang di kenal dengan nama Florida Everglades National Park.
Dari kejauhan ,kita sama sekali tidak menyangka bahwa “padang rumput” yang sangat luas ini,ternyata adalah rawa yang mematikan. Karena disamping berlumpur,sungai ini merupakan surga dari ribuan ekor buaya,yang siap menerkam apapun yang bergerak.
[caption id="attachment_304610" align="alignleft" width="300" caption="doc.pri/perahu di rawa"]
Menjelajahi Rawa Dengan Tongkang Bermotor
Mata saya lebih tertarik melihat sebuah boat kecil,yang mirip miniatur kapal tongkang,yang siap memberangkatkan kami berpetualang memasuki daerah habitat buaya. Pada awalnya sempat saya bertanya dalam hati:” Lho,yang terlihat sejauh mata memandang ,adalah padang rumput yang menghijau amat indah… dimana nanti kami akan menemukan buayanya?”
Pertanyaan tersebut dalam beberapa saat terjawab,ketika kami sudah mendapatkan tempat masing masing di tongkang mini ini dan sesaat lagi ,bunyi mesin menderu deru . Untuk mana setiap penumpang,diberikan dua keping gabus,untuk menutupi telinganya,untuk meminimalkan kebisingan yang dihadirkan oleh deru mesin tongkang ini.
Dalam hitungan detik,tongkang ini melaju membela hamparan “padang rumput” yang amat luas tadi. Ternyata. yang tadinya kelihatan ,bagaikan hamparan permadani hijau yang amat memukau,adalah rawa terdalam dan terluas di Florida. Ini adalah pengalaman pertama bagi saya,berlayar di "Padang rumput"
Dan ketika perahu melambat,saya mencoba meraup air sungai ini,untuk membasahi wajah saya, kebiasaan seperti yang saya lakukan ketika mengunjungi sungai Nil di Mesir. Tapi tiba tiba terdengar suara Kapten Kapal berteriak:" Awas tangan anda!" Bersamaan dengan itu,air yang tadinya terlihat sangat tenang,tiba tiba bergelombang. Dan syukur secara refleks tangan saya terangkat kepermukaan. Sesaat penumpang lain,berteriak dan darah jantung saya seakan terhenti. Seekor buaya menyambar dengan mulut ternggaga. Saya bersyukur,petaka itu lewat. Untuk beberapa saat saya terdiam,menenangkan jantung saya yang berdebar keras.
[caption id="attachment_304615" align="alignleft" width="300" caption="doc.pri/ buaya yang tiba tiba muncul di permukaan"]
Kalau tidak mengalami sendiri,rasanya sulit dipercaya,bahwa yang tampak bagaikan padang rumput luas yang menghijau ,ternyata adalah rawa yang mematikan. Air yang kelihatan sangat tenang dan damai,ternyata dihuni oleh sang buaya,yang hampir menyantap tangan saya..
Sungguh,bagi saya perjalanan kali ini,merupakan pengalaman unik yang takkan pernah saya lupakan. Ada pesan moral yang bisa saya petik dalam perjalanan safari ini,yakni yang kelihatan cantik dan menarik,belum tentu baik bagi saya.
Perth, 07 Januari,2014
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H