Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas bagaimana mengatasi excess-power dari pembangkit coal-plant pada sistim Jawa-Bali dan teknologi Carbon-Capture untuk mengurangi emisi CO2 yang ditimbulkannya.
https://www.kompasiana.com/tjhentha/61a5a8e606310e2174779352/electric-war-ewar
Kali ini kita akan membahas tahapan dan perkembangan operasi sistim kelistrikan. Kalau sebelumnya operasi sistim menghadapi tantangan untuk mengatasi beban yang berubah-ubah dan saat ini tantanganya bukan hanya beban yang berubah melainkan pembangkitannya juga berubah-ubah. Hal ini terjadi karena sumber energi primer yang digunakan tergantung pada cuaca dan sinar matahari yang tidak stabil.
Pembangkitan yang berasal dari angin disebut Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan yang berasal dari sinar matahari disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kedua pembangkit ini masuk kategori Variabel Renewable Energy (VRE) karena bersifat tidak stabil.
Kedepan untuk mengatasi tantangan pembebanan dan pembangkitan yang selalu berubah ini perlu dilakukan modernisasi operasi sistim kelistrikan.
Dalam dunia persepak bolaan strategi pertandingan juga berubah-ubah, FC Barcelona yang sangat sukses mendominasi dengan sistim Tiki-Taka berhasil dicounter dengan gaya bertahan "parking the bus". Tim Jerman yang sangat dominan menyerang dengan gaya "long-pass" yang efisien dan efektif dihadapi oleh tim Italy dengan gaya bertahan "Catenaccio" untuk meruntuhkan mental lawan.
Namun sepak bola modern bukan hanya didominasi oleh strategi akan tetapi juga oleh gaya potongan rambut (hair-cut)pemainnya. Gaya potongan rambut menjadi karakter pemain untuk mendapat dukungan fans-fanatik.
David Beckham dengan gaya "Slicked Back Hair", Christian Ronaldo dengan gaya "Hard Part Comb Over Fade" dan Lionel Messy dengan gaya "Textures Messy Hair". Bahkan sampai-sampai pemain bintang "the Red Devil" (setan merah) Wayne Rooney yang botak terpaksa harus menanam rambut untuk membentuk karakter permainannya.
Sebenarnya gaya potongan rambut pertama kali diadopsi dari gaya rambut "Army Haircut" yang dipopulerkan oleh Keanu Reave dalam film action "Speed".
Sistim kelistrikan Jawa-Bali termasuk yang terbaik dan terkuat dari 22 sistim kelistrikan yang ada di Indonesia dan dapat merespon baik terhadap perubahan beban.
Namun tidak seluruh sistim kita dalam kondisi kuat atau Powerfull beberapa masih dalam kondisi siaga dan defisit seperti sistim Sumatera, Nias, Belitung, Bangka, dan Batam-Bintan.
Untuk sistim yang rapuh, pengaturan beban terasa agak primitif karena pengaturan bukan terjadi pada respon pembangkitan tetapi pada catu beban dari daya yang tersedia artinya dilakukan pemadaman bergilir.
Masuknya VRE dalam sistim kelistrikan akan membuka era baru dalam operasi sistim atau disebut "Second Wave Electricity". Pada tahapan ini kita tidak hanya meninggalkan operasi primitif, tetapi pengaturan beban yang menjadi generasi pertama operasi sistim kelistrikan juga harus ditinggalkan.
Pada "Second Wave Electricity" terjadi perubahan pada pembangkitan dan beban secara bersamaan. Oleh karena itu pembangkit-pembangkit yang tadinya malas dan hanya beroperasi sebagai base-load dituntut untuk dapat fleksibel, agar dapat memberikan jalan (red-carpet) untuk masuknya si anak manja (golden-son) VRE kedalam sistim. Di Eropa VRE dapat merajalela dikarenakan kekuatan infrastruktur jaringan interkoneksi antar negara.
Pada sistim kelistrikan Indonesia, sistim Sulawesi bagian selatan termasuk yang terbaik walaupun bukan termasuk yang terkuat. Bauran energi terbarukannya mencapai 33% dan paling berpengalaman mengelola si anak manja VRE yang mencapai 10%. Untuk Kawasan ASEAN sistim Sulawesi bagian selatan ini perlu diapresiasi dan dapat disandingkan dengan sistim Vietnam yang memuncak dari segi bauran energi terbarukan dan VREnya.
Teori Darwin mengatakan species yang berhasil survive bukanlah yang paling kuat tetapi yang paling fleksibel terhadap perubahan.
Sistim Jawa-Bali adalah yang terkuat namun paling berisik dan sedikit kesediannya untuk menerima VRE. Saat ini diperkirakan tidak sampai point-zero percent VRE pada bauran energinya.
Mungkin sistim Jawa-Bali masih trauma dengan black-out pada bulan Agustus 2019 lalu dan sehingga masih belum bisa move-on untuk membangun relationship baru dengan VRE.
https://www.kompasiana.com/tjhentha/5d9a69380d82306c1c5f8ef2/stall-blackout
Beberapa syarat yang diharuskan agar sistim siap memasuki Second Wave Electricity adalah tersedianya infrastruktur transmisi dan interkoneksi, digitalisasi sistim pembangkit dan distribusi atau disebut juga dengan modernisasi sistim.
HGTV (Home & Garden TV) merupakan saluran TV berbayar terbesar ke-empat di Amerika, yang menanyangkan serial episode Property Brothers (Drew & Jonathan) bagaimana mereka merenovasi rumah-rumah dari konsep tertutup masa lalu menjadi konsep terbuka gaya masa kini. Modern-American lebih suka menyatukan ruang tamu, ruang makan dan dapur menjadi open-space. Sehingga ketika mereka mengadakan party atau menjamu teman/kerabat masih bisa dilakukan sambil menyiapkan makanan.
American-Dream terfokus pada dapur dan peralatannya. Perdebatan pada dapur yang mewah adalah akan menggunakan island atau peninsula. Dari sisi appliance mereka tidak memilih kompor dan oven listrik karena penggunaan gas terkesan lebih memberikan sensasi memasak. Seperti kita juga disini lebih memilih memasak Kue Bika denan menggunakan kayu bakar atau arang untuk mendapatkan aroma dan karakter yang kuat.
Namun untuk fire-place mereka lebih memilih menggunakan modern-electric karena tidak membutuhkan chimney dan bisa mendapat artificial-flame yang kelihatan lebih bergelora dan membara.
Modern-Electricity atau kita sebut juga dengan "Third Wave Electricity" adalah produk kearifan lokal yang dikonsepkan khusus untuk survival sistim Jawa-Bali khas Indonesia.
Tujuan utama masuknya gelombang ketiga sistim kelistrikan Indonesia adalah untuk melibas dan menjinakkan si anak manja VRE dan melakukan equal-treatment kepada pembangkit dan pembebanan.
Gelombang ketiga ini akan memasukan sistim penyimpanan dalam operasinya (storage system). Storage System yang akan diterapkan dapat berupa Baterai, Hydro-pump dan Hidrogen/Amonia.
Sebenarnya sebagian konsep ini sudah ada dalam RUPTL hanya Hydrogen/Amonia saja yang masih berupa narasi belum berwujud proyek, jadi kita tinggal menjabarkan konsep operasi system storage ini.
Secara umum BESS (Battery Energy Storage System) akan bekerja untuk respon cepat fluktuasi pembangkitan dan pembebanan atau menjalankan fungsi auxiliary-services.
Hydro-pump storage dalam kapasitas yang besar masing-masing 1000MW dari PLTA Upper-Cisokan dan PLTA Matenggeng akan menjalankan fungsi untuk melayani load-peaker terutama untuk meredam dampak duck-curve yang ditimbulkan VRE.
Kelebihan daya yang terjadi pada sistim Jawa-Bali akan disimpan berupa Hydrogen/Amonia. Kalau baterai berfungsi penyimpanan jangka pendek dan pump-storage untuk jangka menengah maka hidrogen berfungsi untuk penyimpanan jangka panjang.
Karena mulai tahun depan sistim Jawa-Bali akan mengalami excess-power yang mencapai 6000MW maka hidrogen/amonia yang diproduksi tidak hanya berguna sebagai energy-storage tetapi dapat juga berupa komoditi yang bisa diperdagangkan dan dieksport ke luar negeri.
Kalau pada fist-wave kita membahas perubahan beban, kemudian pada second-wave kita membahas perubahan pembangkitan, dan pada thrid-wave kita membahas kapasitas produk komoditi yang berubah.
Keindahan dari modern electricity pada gelombang ketiga ini adalah semua komponen pembangkitan, beban dan VRE dikembalikan pada khitohnya yang beroperasi sebagai base-load dan storage/komoditi akan beoperasi fluktuatif diatas semua (on-top).
Akhirnya, tidak semua modernisasi dapat menampilkan keindahan dan keterpesonaan, masih banyak mahmud (mamah-muda) atau ibu-ibu paruh baya yang tidak tertarik dengan gaya hair-cut. Bagi mereka "bold looks more sexier", setidaknya bagitu menurut pandangan bunda Maia East, bukan begitu bund?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI