Selepas Kuala Lumpur, kami harus melakukan pit-stop kembali untuk mengusir kantuk yang menyerang dan bersamaan waktu berbuka puasa yang berbeda hampir satu jam lebih dengan Jakarta.
Perjalanan selanjutnya relatif lengang dibawah sinar rembulan. Seperti di Indonesia, disini juga menggunakan stir-kanan dan untuk car rental harus menunjukan SIM Internasional. Disepanjang jalan tol ada rambu-rambu speed-limit 110km di jalan lurus, 60 s.d 80 km ditikungan dan pada titik-titik tertentu ada Radar yang mengawasi speed-limit kendaraan.
Ternyata Bezza, mobil sedan kecil ini, cukup nyaman dipacu sampai kecepatan 130km/jam terutama untuk bertahan dilajur kanan (keep-right). Sampai kembali ke tanah air kami belum tahu berapa banyak speeding-tiket yang dikumpulkan radar jalan tol, pihak car-rental berjanji akan menginfokannya dalam 14 hari kerja.
Salah satu kelebihan sedan Perodua Bezza ini adalah fasilitas indikator di Odometer yang dapat mengukur efisiensi penggunaan bahan bakar. Dalam perjalanan kami dengan beban full-load 4 penumpang dengan bagasi menunjukan 16km/L untuk bensin RON 95. Penyewa sebelumnya mengendarai dengan style 17km/L. Seorang Youtuber membandingkan SAGA dengan BEZZA pada nilai 13 km/L lawan 21 km/L.
Ternyata disini juga masih doyan makan subsidi juga, untuk harga Bensin RON 95 perliternya dengan kualitas lebih baik hanya dihargai RM 2.02 setara Rp 7rb. Setiap pengisian BBM dilakukan swa-layan dengan menyebutkan nomer dispenser mobil berada dan deposit nilai liter yang akan diisi.
Hanya saja bisnis pompa bensin tumbuh subur seperti jamur di musim hujan. Terkadang operator Shell, Total atau Petronas beroperasi bersebelahan seperti Indomaret dan Alfamart di Indonesia. Mungkin karena para operator tersebut mendapat margin keuntungan yang cukup dari suppliernya. Bandingkan bisnis pompa bensin dikita layaknya seperti bisnis money loundry, hidup segan matipun segan karena minimnya margin yang disediakan.
Sepertinya Bezza merupakan produk baru yang bersinar seperti Xpander di Indonesia, terbukti setiap tahunnya memenangkan Penghargaan "Pilihan Ramai" untuk kelas otomotif peringkat Emas.
Bezza yang merupakan produk lokal dan sangat royal/dermawan melengkapi produknya dengan fasilitas/fitur modern jika dibandingkan dengan harga jualnya sekitar seratus jutaan rupiah, apalagi kalau dibandingkan dengan produk mobil ditanah air yang harganya selalu naik tapi sangat pelit dalam menyediakan fitur.
Type termahal Xpander saja masih menggunakan antena Ipin-Upin dan Bezza sudah memberikan Shark-Fin antena. Kijang tipe menengah belum menyediakan heater penghapus kabut dan Bezza sudah melengkapi fitur ini untuk kaca depan. Itulah salah satu alasan mengapa kita membutuhkan merek mobil lokal.
Bezza juga memiliki fitur Radar FoF (friend or foe) yang umumnya terdapat pada kapal atau pesawat tempur. Ketika mobil yang ada dibelakang kita berjarak terlalu dekat maka fitur ini akan memberikan notifikasi, terutama saat berhenti di lampu merah, sebaiknya kita memberi/membangun jarak untuk menghindarkan tertabrak ketika kendaraan dibelakang melakukan jump-start.
Fitur ini juga akan berbunyi "beeb, beeb, beeb" ketika ada orang yang mendekat dari samping, hanya saja kelemahannya tidak bisa membedakan jenis orang yang mendekat. Mestinya kalau tonasinya "biib biib biib" artinya ada habib atau ayah naen yang datang dan jika tonasinya "beib beib beib" tanda untuk orang yang disayang.