Orchestra berasal dari bahasa Italia yang berarti sekumpulan besar dan berbagai macam alat musik yang dimainkan bersama-sama. Orchestra khususnya dimainkan pada musik klasik.
Pada umumnya orchestra terdiri dari campuran kelima kelompok alat musik seperti kelompok musik menggunakan senar (violin, viola dan celo), alat musik tiup atau trompet (brass), alat musik flute (woodwinds), drum (percussion) dan piano.
Symphony orchestra atau philharmonic orchestra mulai diperkenalkan abad XVIII dan merupakan pagelaran alat musik lengkap yang dimainkan oleh tujuh puluh orang musisi bahkan sampai seratus orang lebih.
Di Indonesia kita mengenal "Twillite Orchestra" yang dipimpin oleh Addie MS sebagai konduktor, komposer dan produser. Ditangannya baton (tongkat nada) mengalirkan alunan simphoni yang indah dari campuran berbagai alat musik. Salah satu karya terbarunya adalah Album Memes "Lief Java" yang merupakan kumpulan lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki.
Di Pertamina kita mengenal Orchestra pergantian direktur yang kelima dalam periode tahun 2017/2018. Orchestra ini belum berhasil mengeluarkan nada-nada yang indah untuk dinikmati. Diluaran hanya terdengar suara-suara sumbang terhadap anak-anak bangsa yang berprestasi ini.
Mungkin kita terjebak pada diskusi berkepanjangan mengenai material "Baton" (stick-conducting) apakah harus berbahan kayu, fiber, carbon atau gading ketimbang pada bagaimana mengikuti kelentikan jemari dan tangan konduktor pemegang Baton dalam mengiringi naik-turun alunan nada lagu yang dimainkan. Dalam artian, kita lebih terfokus pada pencarian direksi yang terbaik ketimbang kemampuan membaca dan bermain bersama mengikuti sinyal baton Pemerintah.
Dalam perannya, para Direksi Pertamina harus memainkan instrumen Pemerintah untuk misi BBM satu harga di seluruh pelosok negeri demi terciptanya pemerataan pembangunan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Instrumen kedua adalah memainkan fungsi pengelolaan keuangan negara untuk menahan laju inflasi bahan pokok dengan cara menahan harga BBM agar tidak mengikuti kenaikan harga minyak dunia.
Instrumen ketiga adalah memainkan fungsi ketahanan Energi untuk tetap menjamin pasokan BBM walaupun konsumsi nasional jauh melebihi kemampuan produksi domestik.
Instrument keempat adalah memainkan fungsi bisnis untuk memenuhi target sebagai perusahaan negara yang harus terlihat sehat untuk dirinya dan kemampuan mencetak laba dan menyetorkan deviden kepada negara.
Layaknya seperti pergelaran symphony besar yang juga melibatkan alat musik kelima seperti keyboard atau modern electronic instrument, Pertamina juga menjalan fungsi Subsidi BBM yang sudah dicabut Pemerintah sejak akhir tahun 2016.
Banyak tuntutan dari masyarakat kepada pakde Jokowi untuk menyelamatkan Pertamina.
Di bidang politik ada bang Denny Siregar (Densy) yang sukarela membantu mencerahkan masyarakat menginterpretasi manuver dan langkah-langkah manis bidak catur pakde. Namun disektor energi masih sangat terbatas tulisan renyah yang enak dicerna dalam memahami situasi yang ada.
Bagi kita yang awam akan sulit membandingkan kepiawaian Addie MS memainkan Baton dalam Orchestra dengan keluwesan Pakde dalam menjalankan pemerintahannya.
Addie MS memainkan Baton mengandalkan pengetahuannya yang dalam tentang alat musik, cara lain permainan Pakde menarikan Baton-nya dengan kerendahan hati dan ketekunan dalam mengamati situasi akan kebutuhan rakyatnya.
Pertanyaan utamanya adalah mampukah Pertamina dan para Stakeholdernya membaca dan mengikuti alunan lembut tarian Stick-Baton Pakde.
Sebahagian kita percaya bahwa dialam ini tidak ada kejadian yang secara kebetulan dan sesuatu itu terjadi sesuai dengan rencana yang tidak terlambat sedetik atau terlalu cepat.
Jika kita tarik kebelakang pada awal pemerintahan Pakde, harga minyak dunia masih diatas seratus dolar perbarelnya dan subsidi BBM dan Listrik mencapai empat ratus trilyun rupiah setahunnya, namun secara mengejutkan alam begitu bersahabat dengan beliau dan tiba-tiba harga minyak jatuh sampai mencapai tiga puluh dolar perbarrelnya. Kesempatan emas ini digunakan beliau untuk memangkas subsidi BBM dan mengkonversikannya dengan pembangunan infrastruktur yang masif diseluruh pelosok tanah air.
Setelah tiga tahun berjalan, harga minyak yang jatuh mulai menggeliat bangkit berusaha menuju titik keseimbangan barunya. Disinilah awal munculnya suara-suara sumbang dari Symphoni Orchestra yang dimainkan.
Laporan triwulan keuangan Pertamina yang bergerak dari warna pink ke merah hati. Ekspansi program BBM satu harga ke berbagai daerah terpencil yang berdampak pada kelangkaan BBM subsidi dikota-kota besar. Ditahannya harga BBM non-subsidi terhadap kenaikan harga minyak dunia guna untuk menahan laju inflasi barang pokok kebutuhan rakyat. Kondisi-kondisi ini menjadi finger point kepada Pertamina dari para Stakeholdernya.
Sebenarnya secara kinerja sejak tahun 2014 s.d 2016 terjadi penurunan pendapatan dari 70 milyar dolar menjadi 36 milyar dolar, namun Pertamina berhasil menunjukkan peningkatan efisiensi perusahaan dengan perbaikan keuntungan dari 8,2 persen berlipat menjadi 20,73 persen. Prestasi ini layak di apresiasi oleh Kementrian BUMN.
Dividen yang disetorkan Pertamina ke Kementrian Keuangan pada tahun 2017 sebesar 12 trilyun rupiah dan pada tahun 2018 sebesar 8 trilyun rupiah merupakan setoran BUMN terbesar dari seratusan lebih BUMN diatanah air. Setoran Pertamina ini hanya kalah jika dibandingkan dengan SKKmigas dengan setoran ke kas Negara mencapai 160 trilyun rupiah dari pengumpulkan pendapatan para operator kerjasama migas.
Kementrian Energi mengatur harga jual BBM ditanah air guna menjamin ketersedian dan keterjangkuan BBM bagi masyarakat. Kenaikan harga BBM yang tidak terkendali akan mengakibatkan inflasi barang pokok kebutuhan rakyat.
Untuk mengkonpensasi disparitas harga crude yang mengikuti kenaikan harga minyak dunia dengan harga jual BBM di tanah air, pemerintah memberikan privilage pengelolaan 8 blok terminasi di tahun 2018. Diharapkan dengan pengelolaan 8 blok terminasi ini pertamina akan memdapat tambahan produksi sekitar 125ribu bod atau tambahan pendapatan sekitar 20 trilyun rupiah pertahun.
Kedepan diharapkan jajaran direksi Pertamina yang baru tidak perlu terlalu khawatir dan sedikit relax dengan warna merah hati laporan keuangannya, karena para stakeholder sepakat untuk memainkan orchestra mengikuti alunan lentik jemari pakde menarikan Baton.
"You 'll never walk alone" - Liverpool fans.
Beberapa solusi jangka pendek yang mungkin diharapkan adalah janji kementrian keuangan untuk mengganti kerugian satu milyar dolar yang dialami Pertamina dalam menjalankan misi BBM bersubsidi dan akan mengangsurnya dalam APBN.
Kementrian BUMN mungkin bisa menegosiasikan target setoran dividen agar dapat dikonversikan dalam program BBM satu harga diseluruh wilayah tanah air.
Satu hal yang sedang dijajaki oleh kementrian energi dalam membantu menjalankan misi BBM bersubsidi adalah dengan memberikan harga khusus bagi kilang-kilang BBM Pertamina dengan menggunakan acuan harga mulut tambang.
Kita segera akan melihat kosmetik neraca keuangan Pertamina triwulan empat tahun 2018, apakah benar-benar menjadi symphony yang Indah, seperti yang kita harapkan.
Dalam jangka menengah, diharapkan pertamina dapat segera menuntaskan proses akuisisi wilayak kerja/blok migas di Iran yang dapat memberikan puncak produksi 300ribu bod yang akan membantu memenuhi kebutuhan kilang nasional. Secara bertahap produksi pertamina akan mengalahkan tingkat produksi skkmigas.
Dalam jangka panjang, trend dunia mulai beralih dari penggunaan energi BBM ke energi listrik, oleh karena itu penting bagi pertamina mulai bertransformasi pada pengeboran panas bumi yang menghasilkan listrik dengan membentuk usaha bersama dengan PLN.
Semoga symphony orchestra yang dimainkan pakde dapat dinikmati oleh masyarakat dengan baik dan dilanjutkan pada periode kedua, agar dapat melahirkan album kenangan yang indah - Album "Lief Jokowi".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H