Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Arbain Walk Bersama Iman Zaman Atjf

19 November 2017   23:58 Diperbarui: 20 November 2017   06:08 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arbain Walk bersama Imam Zaman atjf

Dalam perjalanan Arbain Walk ini kami sempat berbincang dengan Ayatollah Alireza Araki mengenai Imam Zaman atjf. Apakah Imam Zaman menghadiri acara Arbain ini? Iman selalu hadir pada acara-acara aza (duka) Imam Husein bersama-sama pengikut ahlulbait dan mendoakan mereka agar dosa-dosa mereka diampuni Allah SWT.

Beliau mengisahkan pengalaman Ayatollah Namazi Shahrudi dari Iran yang bisnya tercecer dari rombongan dan tersesat digurun pasir dalam perjalanan pulang ke Iran setelah prosesi haji. Dalam keadaan tanpa harapan kehabisan bahan bakar dan perbekalan air, para penumpang menggali kuburnya sendiri agar mayatnya tidak dimakan binatang. Ayatollah tersebut bernazar jika terselamatkan beliau akan mewakafkan seluruh hartanya.

Tiba-tiba dari sebelah bukit datang seorang arab gurun yang tua menghampiri untuk menunjukkan arah perjalanan mereka, sambil menasehati Namazi agar tidak bernazar seperti itu karena ia wajib melanjutkan kehidupannya.

Kemudian mereka meminta bapak tua itu ikut menunjukkan jalan dan akan membayarnya jika berkenan. Ia bersedia membantu dan tidak membutuhkan uang mereka, malah jika mereka membutuhkan uang iapun dapat memberikannya kepada mereka.

Bapak Arab tua itu duduk didepan sebelah Namazi dan meminta  agar Ahmad sopir utama diganti dengan Mahmud sopir kedua karena ia selalu berbuat dosa.

Menakjubkan bis dapat berjalan kembali sampai di perbatasan Iran dan beliau mengenali setiap nama orang-orang dalam bis tersebut. Akhirnya ia minta diturunkan untuk meneruskan urusannya dan hilang ditelan gelap malam.

Tersadar dan penuh penyesalan para jamaah haji dalam bis tersebut, bahwa mereka sudah bersama dan diselamatkan oleh Imam Mahdi atjf tanpa mereka sadari.

Kisah ini menyemburkan rasa rindu dan keharuan yang mendalam betapa kita terpisahkan oleh Imam kita untuk waktu yang lama.

Tak lama kemudian kamipun berpamitan kepada Ayatollah Alireza Arafi untuk menikmati sarapan bubur panas dan beberapa gelas Iraqi tea dan Irani tea.

Pada etape perjalanan selanjutnya kami melewati stand Yayasan Syuhada Imam Khamenei, mereka memperkenalkan para peziarah Arbain mengenai Maqam Imam Ali Reza di Mashad melalui kacamata VR (Virtual Reality) dan sebuah PIN dari Imam Reza.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun