Arbain Walk dari Masa ke Masa
Sebagian orang menganggap prosesi Arbain Walk terjadi sejak kejatuhan Pemimpin Irak, Sadam Husein, tahun 2005 yang lalu. Memang Arbain Walk menjadi fenomenal sejak tahun 2005 ketika tiba-tiba 5 juta orang berbaju hitam-hitam bergegas menuju Karbala. Dan setiap tahunnya jumlah itu bertambah dengan cepat.
Fenomena ini sudah berjalan sejak awal penciptaan manusia pertama Nabi Adam as dan dilanjutkan para Nabi-Nabi as setelahnya juga berziarah kepada Imam Husein as di Karbala.
Ketika Nabi Adam as diturunkan ke bumi, mencari-cari Siti Hawa mengelilingi seluruh bumi beberapa kali, hingga sampailah di Karbala, dadanya menjadi sesak, dan kakinya tergores dan berdarah. Kemudian ia menengadah ke langit dia berkata Tuhanku, apakah ini karena dosa-dosaku yang lain?
Kemudian Allah SWT menjawabnya, wahai Adam engkau tidak berbuat dosa apapun. Tapi ini adalah tempat dimana keturunanmu akan dibantai. Maka mengalirlah darahmu , agar bergabung dengan darahnya.
Ketika bahtera Nabi Nuh as mengelilingi separuh bumi, sesampainya di Karbala perahunya terguncang hebat membuatnya sangat ketakutan. Dan beliau diberitahu bahwa disitu tempat terbunuhnya cucu Nabi saw.
Nabi Ibrahim as pernah berjalan sampai ke Karbala dan terjatuh dari kudanya. Sampai keningnya terluka dan berdarah. Nabi Ibrahim as bertanya ada apa ini?
Disinilah tempat terbunuhnya cucu Nabi saw. Maka berdarahlah kakimu agar bergabung dengan darah Al Husein as.
Nabi Ismail as mengiring ternaknya sampai ketepian sungai Furat untuk minum, namun di padang Karbala ternaknya tidak mau minum air dari sungai Furat. Beliau bertanya pada ternaknya mengapa? Ternaknya menjawab bahwa disitu terbunuh cucu Nabi Muhammad saw.
Ketika hamilnya semakin besar dan hendak akan melahirkan, Allah SWT memerintahkan Maryam meninggalkan mihrabnya di syam dan berjalan jauh ke arah timur. Kemudian Maryam as melahirkan Nabi Isa as dibawah sebuah pohon kurma didekat sebuah sungai. Tempat itu sekarang dikenal sebagai Karbala ditempat Imam Husein syahid itulah Maryam sa dan Nabi Isa as menumpahkan darahnya atas perintah Allah SWT.
Jika kita mundur sedikit pada penciptaan alam ini, juga sempat terjadi perdebatan antara tanah Makkah dan tanah Karbala mengenai kemuliaan masing-masing tempat. Tanah Makkah merasa lebih mulia karena menjadi kiblat kaum muslimin dan menjadi kubur ratusan ribu Nabi-Nabi, namun tanah Karbala yang menjadi tatakan sujud kaum muslimin merasa lebih mulia karena diciptakan puluhan ribu tahun sebelum penciptaan alam walaupun didalamnya bersemayam seorang Imam as yang bukan Nabi.
Pelaksanaan Arbain Walk tahun 2017 ini tidak banyak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya kecuali jumlah peziarah Imam Husein yang semakin membludak sudah sejak tiang pertama dan diperkirakan jumlah peziarah saat ini lebih 20 jutaan orang. Tidak ada batasan jumlah peserta peziarah yang terasa semakin aman dari gangguan teroris ISIS/Wahabi. Goresan luka dan kaki melepuh akibat jauhnya perjalanan sudah bagian dari ritual Karbala.
Dua tahun lalu pada prosesi Arbain Walk, di maukib/rumah singgah tempat awal kami akan mulai berjalan, kedatangan peziarah rombongan kecil dari Basrah/Irak yang sudah berjalan sekitar lima ratus km lebih sejak 2 minggu sebelumnya. Setelah beristirahat beberapa saat sebelum mulai perjalanannya, terlihat mereka menjahit tumit kakinya yang robek dengan benang jahit.
Dilaporkan juga seorang peziarah dari Kuwait yang telah melakukan Arbain Walk sejak 6 tahun terakhir dan menempuh jarak enam ratus km lebih.
Tantangan pelaksanaa prosesi Arbain Walk pada masa-masa kediktatoran Sadam Husein sangatlah berat, bagi peziarah yang ketahuan dan tertangkap akan dipenjara dan disiksa bahkan dibunuh. Namun halangan dan rintangan tersebut tidak pernah menyurutkan semangat para pecinta keluarga Nabi saw.
Biasanya para peziarah Al Husein memilih jalan-jalan tersembunyi menuju karbala, menembus semak belukar, pinggiran sungai atau diantara rumah penduduk. Rombongan kecil peziarah dari Basrah menggunakan cara cerdik mengelabui polisi/tentara memasuki Karbala dengan mendorong mobil yang terkesan mogok. Mobil tersebut mereka gunakan sebagai tempat istirahat dikala malam.
Ratapan duka Aba Abdillah Husein akan terus kita jalankan, akan kita banjiri Karbala dengan para pezuwar yang berduka, dengan kaki-kaki terluka dan berdarah, sambil memukul kesedihan dan airmata.
Jika Arbain Walk adalah awal dan akhir penciptaan, maka ia akan menjadi indikator kesiapan kedatangan Imam Zaman kita. Semoga kedatangan peziarah duka Aba Abdillah Husein dapat menjadi penawar duka bunda Zahra dan keridoan Rasulullah saw.
Kami bermohon kepadaMu ya Allah, segerakanlah kedatangan Imam kami, pemimpin dan penolong kami.
al 'ajal...al 'ajal...al 'ajal ya Mahdi !!!
(penggalan arbain walk 2017)