Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Arbain Walk" dari Masa ke Masa

19 November 2017   11:38 Diperbarui: 19 November 2017   11:50 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arbain Walk dari Masa ke Masa

Sebagian orang menganggap prosesi Arbain Walk terjadi sejak kejatuhan Pemimpin Irak, Sadam Husein, tahun 2005 yang lalu. Memang Arbain Walk menjadi fenomenal sejak tahun 2005 ketika tiba-tiba 5 juta orang berbaju hitam-hitam bergegas menuju Karbala. Dan setiap tahunnya jumlah itu bertambah dengan cepat.

Fenomena ini sudah berjalan sejak awal penciptaan manusia pertama Nabi Adam as dan dilanjutkan para Nabi-Nabi as setelahnya juga berziarah kepada Imam Husein as di Karbala.

Ketika Nabi Adam as diturunkan ke bumi, mencari-cari Siti Hawa mengelilingi seluruh bumi beberapa kali, hingga sampailah di Karbala, dadanya menjadi sesak, dan kakinya tergores dan berdarah. Kemudian ia menengadah ke langit dia berkata Tuhanku, apakah ini karena dosa-dosaku yang lain?

Kemudian Allah SWT menjawabnya, wahai Adam engkau tidak berbuat dosa apapun. Tapi ini adalah tempat dimana keturunanmu akan dibantai. Maka mengalirlah darahmu , agar bergabung dengan darahnya.

Ketika bahtera Nabi Nuh as mengelilingi separuh bumi, sesampainya di Karbala perahunya terguncang hebat membuatnya sangat ketakutan. Dan beliau diberitahu bahwa disitu tempat terbunuhnya cucu Nabi saw.

Nabi Ibrahim as pernah berjalan sampai ke Karbala dan terjatuh dari kudanya. Sampai keningnya terluka dan berdarah. Nabi Ibrahim as bertanya ada apa ini?

Disinilah tempat terbunuhnya cucu Nabi saw. Maka berdarahlah kakimu agar bergabung dengan darah Al Husein as.

Nabi Ismail as mengiring ternaknya sampai ketepian sungai Furat untuk minum, namun di padang Karbala ternaknya tidak mau minum air dari sungai Furat. Beliau bertanya pada ternaknya mengapa? Ternaknya menjawab bahwa disitu terbunuh cucu Nabi Muhammad saw.

Ketika hamilnya semakin besar dan hendak akan melahirkan, Allah SWT memerintahkan Maryam meninggalkan mihrabnya di syam dan berjalan jauh ke arah timur. Kemudian Maryam as melahirkan Nabi Isa as dibawah sebuah pohon kurma didekat sebuah sungai. Tempat itu sekarang dikenal sebagai Karbala ditempat Imam Husein syahid itulah Maryam sa dan Nabi Isa as menumpahkan darahnya atas perintah Allah SWT.

Jika kita mundur sedikit pada penciptaan alam ini, juga sempat terjadi perdebatan antara tanah Makkah dan tanah Karbala mengenai kemuliaan masing-masing tempat. Tanah Makkah merasa lebih mulia karena menjadi kiblat kaum muslimin dan menjadi kubur ratusan ribu Nabi-Nabi, namun tanah Karbala yang menjadi tatakan sujud kaum muslimin merasa lebih mulia karena diciptakan puluhan ribu tahun sebelum penciptaan alam walaupun didalamnya bersemayam seorang Imam as yang bukan Nabi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun