Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Turn-Back the Curse of Black-Gold

3 Maret 2017   08:06 Diperbarui: 7 September 2017   15:17 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumur tua Wonocolo membuka lapangan kerja bagi semua lapisan masyarakat. Anak-anak muda desa mampu membeli sepeda motor sendiri dan menjalankan bisnis pengangkutan BBM keluar desa dengan sepeda motornya. Kakek-kakek tua dengan usia pensiun masih dapat bekerja sebagai operator timba minyak mentah dari sumur atau sebagai pengawas api pada saat memasak minyak kilang sederhana tersebut. Kesejahteraan desa meningkat pesat dan dapat dilihat dari jalan desa yang tampak rapi dan diperkeras dengan corn-block, rumah-rumah di cat indah warna-warni. Kemewahan juga terlihat dari menu makanan yang tersedia di Warteg sekitar sumur tua tersebut, kalau umumnya Warteg hanya menyediakan tahu dan tempe, namun disini mereka menyediakan menu khusus yang dapat terbaca didepan pintunya seperti spaghety, beef-steak, suki yaki, sop buntut dll.

Dalam sejarah perminyakan ditanah air ini, kita mempunyai sumur minyak yang pertama kali di gali/dibor pada tahun 1885 dalam bentuk kerjasama bagi hasil antara perusahaan minyak Belanda dan Kesultanan Langkat. Ladang minyak tersebut terletak di desa Telaga Said berjarak 20 km dari kota Minyak Pangkalan Berandan. Walaupun letaknya diatas bukit namun tempat ini dinamai sebagai telaga mungkin karena tempat terkumpulnya rembesan minyak yang menjadi telaga kecil. Said sendiri sebagai indikasi nama seorang keturunan Nabi Muhammad saw.

Sumur minyak ini menjadikan Kesultanan Langkat termasuk salah satu kerajaan terkaya dikawasan Sumatera Timur pada saat itu. Hingga pada tahun 1946 melerusnya kerusuhan masa yang merenggut keluarga kerajaan yang bernama Sultan Amir Hamzah yang merupakan salah seorang Pahlawan Nasional dan juga seorang Pujang Sastra, yang merupakan titik balik meredupnya Kesultanan Langkat.

Ladang minyak Telaga Said ini juga menjadi cikal bakal berdirinya Perusahan Tambang Minyak Nasional (Pertamina) yang berpusat di Pangkalan Berandan. Namun setelah berkontribusi lebih dari 120 tahun dan seiring berjalannya waktu, produksi minyak dikawasan ini mulai menurun hingga kilang minyak dan perkantoran Pertamina dikawasan ini terpaksa harus ditutup karena sudah tidak dapat mencapai tingkat produksi ekonomisnya.

Menurunnya aktifitas Pertamina tersebut merupakan pertanda alam yang baik bagi rakyat kecil disekitar Telaga Said. Secara ilegal mereka mulai melakukan kegiatan tambang emas-hitam dan hasilnya mencapai produksi lebih dari 400 barrel perhari, menyamai produksi resmi pertamina disana.

Sebenarnya sudah ada kontrak kerja dengan investor untuk melakukan eksplorasi disana, namun setelah beberapa kali pengeboran mereka belom menemukan hasil. Namun pengeboran liar yang dilakukan oleh masyarakat malah telah menghasilkan minyak 40 barrel perhari.

Kasus seperti ini tidak hanya terjadi di wilayah Telaga Said saja tetapi juga terjadi di Sumatera Selatan, Jambi dan Wilayah Indonesia lainya. Ada ratusan dan ribuan sumur tua dan sumur dangkal yang bisa dikerjakan masyarakat dengan pengembangan teknologi tepat guna. Namun belum ada Good-Will dan keinginan yang kuat dari pemerintah untuk pemberdayaan dan pensejahteraan masyarakat sekitar melalui tambamg Emas-Hitam ini.

Kebalikan dari Mitos Kutukan adalah Mitos Keberkatan. Ada yang menyakini diatas bumi yang dipijak oleh para keturunan Nabi saw dan pecintanya maka dibawahnya terkandung keberkatan dan karunia yang banyak dariNya.

Negara seperti Iran, Irak, Qatif dan Telaga Said termasuk beberapa contoh Blessed-Mythos dan masih harus terus dibuktikan dibeberapa tempat lainnya, seperti pesanNya kepada para Mustadafin:

"dan sesungguhnya kami akan mewariskan bumi ini kepada orang-orang yang tertindas"

Orang-orang terdahulu menemukan minyak melalui rembesan minyak bumi yang naik ke atas melalui patahan atau rekahan lapisan bumi. Kemudian orang mulai mengembangkan ilmu geologi dan geolistrik untuk menemukan kandungan minyak didalam perut bumi. Namun kedepan orang bisa juga mulai mengembangkan teknik pencarian minyak bumi berdasarkan tempat berkumpulnya orang Saleh para pecinta keluarga Nabi saw.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun