Go East #Bintuni#Gas
Berikut penggalan lyric lagu yang diciptakan grup band "Village People" asal Amerika yang nge-hits pada akhir tahun tujuh puluhan dengan judul "Go West",
Come on, come on, come on, come on
(Together) We will go our way
(Together) We will leave someday
(Together) Your hand in my hand
(Together) We will make our plans
(Together) We will fly so high
(Together) Tell all our friends good-bye
(Together) We will start life new
(Together) This is what we will do
(Go West) Life is peaceful there
(Go West) In the open air
(Go West) Where the skies are blue
(Go West) This is what we were gonna do
(Go West, this is what we were gonna do, Go West)
Kemudian, pada awal tahun sembilan puluhan grup band "Pet Shop Boys" asal Inggris membuatnya semakin terkenal kesegala penjuru dunia dan menjadi simbol kemenangan kebudayaan barat terhadap Uni Soviet.
Judul artikel ini (Go East) merupakan antitesis dari judul lagu "Go West" tersebut, namun tetap berusaha mengadobsi semangat dan ritmik melodi disconya yang bergelora penuh hentakan dan bercerita mengenai re-orientasi kegiatan migas (minyak dan gas) di tanah air.
Produksi minyak ditanah air pertama kali dilakukan pada tahun 1871 oleh Mr. Jan Reerink di Cicalengka (Jawa Barat) dengan kedalaman pengeboran sumur sekitar 120 meter dan didapat produksi harian 6000 bod, yang merupakan pengeboran sumur kedua di dunia setelah Kolonel Edwin L Drake melakukan pengeboran pertama pada tahun 1859 di Pennsylvania, Amerika.
Puncak produksi minyak nasional dicapai dua puluh tahun lalu dengan total produksi mencapai 1,6 juta bod dan sejak itu terjadi penurunan produksi yang signifikan sehingga menjadi 800ribu bod.
Go-East dan Re-Orientasi
Setelah menikmati masa jaya produksi minyak sejak seratus lima puluh tahun yang lalu, saat ini kita mulai merasakan penurunan produksi yang suram, maka oleh karena itu kita perlu melakukan reorientasi metodologi produksi migas dengan menuju wilayah timur (Go East) yang bermakna :