Bagian koridor berikutnya adalah Makam Imam Zainal Abidin as. Setelah peristiwa karbala, Imam Zainal Abidin beberapa kali melakukan ziarah ke Karbala. Dalam perjalanannya ke tempat tinggalnya di Kufah beliau mampir dan sholat di Masjid Sahlah. Beliau mengatakan barang siapa yang berziarah ke Masjid Sahlah akan Allah perpanjang umurnya selama 2 tahun.
Ditengah-tengah courtyard Masjid Sahlah atau halaman terbukanya ada Makam Imam Jakfar Sadiq. Ketika itu, Imam sedang berada dirumah keluarga Imam Ali kw yang berada disudut sebelah kanan Masjid Kufah, salah seorang pengikutnya melaporkan bahwa seorang wanita telah ditangkap dan dicambuki oleh pengawal kerajaan karena ketika ia terjatuh tersandung batu, ia kedapatan memaki dan melaknat para penyiksa putri Rasulullah saw, Sayidah Fatimah az Zahra. Mendengar berita tersebut Imam sangat sedih dan menangis sampai air mata membasahi janggutnya. Lalu beliau membawa pengikutnya ke masjid Sahlah untuk melakukan sholat dan berdoa untuk kebebasan wanita tersebut. Kemudia Imam as memerintahkan untuk mencari tahu kabar mengenainya, tak lama pengikutnya itu kembali membawa kabar gembira yang membuat Imam as tersenyum. Oleh karena itu, dimakam ini kita dianjurkan untuk berdoa agar dapat terlepas dari permasalahan.
Makam yang utama dari Masjid Sahlah adalah Makam Imam Mahdi atjf, tradisi ritual ziarah yang dilakukan adalah pada malem Rabu diantara sholat magrib dan sholat Isya. Bagi seseorang yang ingin bertemu dengan Imam Zaman as maka dapat melakukan ritual dengan berziarah sebanyak 40 kali setiap malam Rabu dan InsyaAllah ia akan akan bertemu dengan Imam.
Dikisahkan seorang berprofesi sebagai tukang pangkas yang setia merawat ayahnya yang sudah tua, namun ia menyempatkan setiap malem Rabu untuk berziarah kepada Imam Zaman as dan berharap bisa bertemu dengan beliau suatu saat. Namun beberapa saat kemudian beliau tidak terlihat berziarah sampai pengurus Masjid Sahlah datang menanyainya. Kemudia ia menjelaskan alasannya dan menceritakan perjalanannya suatu malem ketika akan berziarah, ia bertemu dengan seorang Arab yang sedang dalam perjalanan, ia menanyakan apakah ia membawa makanan dan ia mengatakan sedang tidak membawa. Kemudian orang itu menanyakan kembali apa yang ada dikantungnya. Karena orang tersebut memaksanya, ia baru menyadari kalau tadi dia ada membeli makanan untuk anaknya dan meletakkanya dikantung. Kemudia orang tersebut memintanya untuk kembali ke rumah mengurus ayahnya, sepertinya orang tersebut tidak suka jika ia meninggalkan ayahnya.
Banyak kisah-kisah para ulama besar yang telah berhasil bertemu dengan Imam Zaman as disini. Masjid Sahlah ini bertujuan untuk membangun komunikasi umat dengan Imamnya.
Pada zaman pendudukan Amerika di Irak dengan alasan memburu Sadam, para agen-agen intelligent CIA dan MOSSAD sering menawan tentara Irak dan dibawa ke Samara kemudian dipaksa untuk menunjukkan tempat persembunyian Imam Mahdi as. Mereka menelusuri "Sardab" lorong-lorong bawah tanah rumah Imam Hasan Askari as untuk menemukan Imam Zaman as.
Berbeda dengan kaum Wahabi yang bergerak dari sisi perangkat lunak untuk menghancurkan pengikut ahlulbait dengan mengkafirkannya, para zionist yang menjadi majikan kaum wahabi itu bergerak dari sisi perangkat keras untuk menghancukan Ahlulbait Nabi saw, bagi mereka apapun keyakinan ahlulbait tidak menjadi penting akan tetapi keberadaan mereka sangat berbahaya bagi kepentingan dan dominasi mereka dimuka bumi ini.
Namun, jika saja agen-agen intelligent itu diajarkan amalan malem rebo, mungkin mereka akan berhasil menemukan Imam Zaman as.
Imam Ali kw dalam haditsnya mengatakan, pada saat Imam Mahdi atjf dimunculkan maka beliau akan menunjukkan batu berwarna hijau yang menggambarkan wajah-wajah para Nabi as.
Di Qur'an juga banyak mengkisahkan para Nabi as yang telah diturunkan Allah SWT kepada umat terdahulu agar kita dapat menarik pelajaran darinya.
Dalam interpretasi modern, dari batu berwarna hijau tersebut dapat berupa layar monitor yang dapat menggambarkan perjuangan para Nabi as terdahulu dalam menghadapi kaumnya. Dan yang menarik, akankah kita dapat berinteraksi langsung dengan para Nabi terdahulu tersebut, karena para anbiya tersebut tidaklah mati melainkan tetap mendapat rezeki disisi Tuhannya.