Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

SOGA, Batik Solo dan Jogja

6 Oktober 2015   08:11 Diperbarui: 13 September 2017   21:36 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batik Tambal; berupa kain panjang yang digunakan sebagai selimut yang dipakai pada si sakit agar segera sembuh.

Batik Pamiloto; berupa kain panjang yang digunakan pada saat pertunangan dan diharapkan menjadi perekat hubungan keduanya.

Dlam falsafah Hindu-Jawa, motif batik dengan berbagai makna, seperti Sawat Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi, Meru melambangkan gunung, Naga melambangkan air, Burung melambangkan dunia atas, Lidah api melambangkan nyala atau geni.

Kalau ditarik jauh kebelakang mungkin kegiatan membatik sudah ada sebagai warisan nenek moyang kita dulu. Namun istilah kata Batik sebagai simbol/pesan mulai dipopulerkan sejak zaman penjajahan Belanda. Para ulama yang tertindas menggunakan strategi komunikasi diantara mereka dengan menulis titik (amba titik) pada kain batik untuk mengirim pesan perjuangannya.

Ide ini diambil oleh para ulama nusantara yang terinspirasi dari kata-kata Imam Ali bin Abi Thalib yang mengisyaratkan penggunaan titik pada simbol-simbol perjuangannya: "Aku adalah titik dibawah huruf ba dalam Basmalah"

Huruf "Ba" sangat penting karena merupakan huruf awal dari kalimat "Bismilaahirrohmaanirrohiim" seperti yang tertera pada bagian pangkal dari batik bendera Cirebon, yang mempunyai arti “dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” 

Menurut kalangan tarekat Cirebon, kata "Batik" merupakan singkatan dari "Ba Titike ning esor" dengan makna "Bagiya sing Andhap Asor".

Makna dan arti dari peribahasa jawa tersebut adalah, huruf "Ba" (huruf kedua hijaiyah Arab) mempunyai Titik pada bagian bawahnya, Berbahagialah orang yang berlaku rendah hati. 

Akhirnya, warna Coklat SOGA dan huruf BA dalam filosofi BATIK keduanya mengajarkan kita pada kesederhanaan dan rendah hati untuk mendapatkan hidup BAHAGIA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun