Pengeluaran R&D merupakan salah satu ukuran penting untuk sebuah negeri memperkirakan peningkatan produktitivas dan GDP plus kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)-nya di hari kemudian.
Untuk cepat makmur, sebuah negeri biasanya memusatkan pengeluaran R&D dalam ilmu-ilmu pengetahuan terapan (applied sciences). Contoh: Jepang dari akhir PD II sd sekitar 1980-an; China sejak awal 1980-an sd akhir 2010. Lalu, negeri-negeri itu biasanya menambah porsi pengeluaran R&D dalam ilmu-ilmu pengetahuan dasar (basic sciences).Â
Contoh: Jepang sejak awal 1990-an dan China sejak 2011. Praktik yang sama juga diterapkan oleh perusahaan di berbagai sector. Sebabnya: hasil R&D ilmu-ilmu terapan bisa dengan cepat diterapkan menjadi produk-produk komersil. Hasil R&D ilmu-ilmu pengetahuan dasar, sering disebut sebagai riset dasar, perlu waktu yang jauh lebih lama untuk dikomersilkan.Â
Selain, itu, kedua jenis R&D, terutama R&D ilmu-ilmu pengetahuan dasar, memerlukan, antara lain, lingkungan usaha, sosial dan politik yang stabil plus suku bunga kredit yang rendah, atau 6% ke bawah per tahun.
Pengeluaran Bruto R&D China akan melebihi yang AS, Jepang, Jerman & India selama 2021
Melalui bukunya yang berjudul "Leading countries by R&D spending worldwide 2021" , M.Szmigiera memperkirakan bahwa China akan melebihi AS dalam hal jumlah pengeluaran bruto R&D selama 2021 (https://www.statista.com/statistics/732247/worldwide-research-and-development-gross-expenditure-top-countries/).Â
Menurut diagram di atas, pengeluaran bruto R&D China diperkirakan akan mencapai USD 621,5 miliar (IDR 8,887 kuadriliun) sehingga melebihi yang AS (IDR 8,62 K) selama 2021. Walaupun demikian, pengeluaran R&D oleh AS dalam riset dasar mencapai sekitar 26% dari nilai bruto di atas.
Beda antara Pengeluaran Bersih/Neto & Pengeluaran Bruto R&D
Pengeluaran bruto R&D mencakup pengeluaran R&D dalam negeri  dengan dana dari LN, tetapi tidak mencakup pengeluaran R&D di LN  dengan dana dari DN. Pengeluaran bersih/neto R&D tidak mencakup pengeluaran R&D di DN dengan dana dari LN, tetapi mencakup pengeluaran R&D di LN dengan dana dari DN.
Jadi, beda itu mirip dengan beda antara perhitungan GDP (Produk Domestik Bruto) dan GNP (Produk Nasional Bersih): GDP adalah hasil penjumlahan semua nilai barang dan jasa final di DN, baik yang dihasilkan oleh PMDN maupun PMA yang ada di sebuah negeri atau wilayah, dan tidak mencakup barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negaranya yang tinggal di LN. GNP adalah hasil penjumlahan semua nilai barang dan jasa final yang dihasilkan hanya oleh warga negaranya, baik yang tinggal di DN maupun LN.
Beda antara Pengeluaran Bruto R&D & Pengeluaran Bersih/Neto R&DÂ
Pengeluaran bruto R&D mencakup pengeluaran R&D dalam negeri dengan dana dari LN, tetapi tidak mencakup pengeluaran R&D di LN dengan dana dari DN. Pengeluaran bersih/neto R&D tidak mencakup pengeluaran R&D di DN dengan dana dari LN, tetapi mencakup pengeluaran R&D di LN dengan dana dari DN.
Jadi, beda itu mirip dengan beda antara perhitungan GDP (Produk Domestik Bruto) dan GNP (Produk Nasional Bersih): GDP adalah hasil penjumlahan semua nilai barang dan jasa final di DN, baik yang dihasilkan oleh PMDN maupun PMA. GNP adalah hasil penjumlahan semua nilai barang dan jasa final yang dihasilkan hanya oleh warga negara negeri yang bersangkutan.
Peran R&D oleh Ratusan Ribu PMA di China
Sebagian kemajuan iptek China, terutama melalui R&D dalam ilmu-ilmu pengetahuan terapan (applied sciences), didorong oleh ratusan ribu PMA, baik dalam industri, perdagangan, maupun R&D. Contohnya adalah peran PMA di Shanghai: Microsoft dll. Silakan baca: Modal Asing Langsung (FDI) di Shanghai Setara FDI se-Indonesia dan Strategi untuk Tarik FDI:
https://www.kompasiana.com/tjansietek/5ed4f7cb097f366269547252/modal-asing-langsung-fdi-di-shanghai-setara-fdi-se-indonesia-strategi-untuk-tarik-fdi.
IDR 5,28 Kuadriliun, Pengeluaran Bersih R&D China selama 2020
Selama 2020, China mengeluarkan IDR 5,28 kuadriliun (2,4% dari GDP) secara bersih, naik sebanyak 0,16% dari angka selama tahun 2020, atau naik 10,2% dari angka selama tahun 2019.Â
Dari IDR 5,28 K itu, 6% (IDR 322,7 T) dikeluarkan dalam riset ilmu-ilmu dasar, menurut data yang diterbitkan oleh Biro Statistik Nasional China bersama-sama dengan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan teknologi plus Kementerian Keuangan, yang dikutip oleh Shanghai Daily (https://www.shine.cn/biz/economy/2109255539/: China's spending on R&D rises to new high in 2020).
Sebagai perbandingan, jumlah pengeluaran R&D Indonesia hanya sekitar IDR 50 T, atau 0,31% dari GDP selama 2020.
Semoga bermanfaat. Silakan share dengan semua teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H