a. Industri primer mencakup pertanian, perkebunan, penambangan dan penggalian yang menghasilkan bahan mentah.Â
b. Di negeri-negeri miskin dan yang sedang berkembang, seperti Indonesia, biasanya industri primer berkontribusi besar pada GDP mereka karena industry sekunder dan tersiernya belum maju.Â
c. Industri sekunder adalah istilah teknis untuk sektor manufaktur dan tersier adalah jasa.
d. Industri sekunder dan tersier menghasilkan nilai tambah dari sedang sampai tinggi.
e. Industri tersier mencakup jasa pendidikan, wisata, perdagangan, angkut barang dan orang, pembiayaan dll.
Contoh: Suning.com (jaringan toko eceran barang-barang khusus; penjualan: USD 38,97 miliar, No. 324 di Fortune Global 500 untuk tahun 2020, perusahaan anak Suning Holdings Group (penjualan: USD 97 miliar). Suning Group adalah perusahaan swasta terbesar kedua setelah Huawei di China untuk tahun 2019 (www.prnewswire.co.uk, 14 September 2020: Suning Group Holdings ranks second on China’s Top 500 Non-State-owned Enterprises List in 2020).
f. Kontribusi industri sekunder yang 44,5% ke GRP/GDP Jiangsu menunjukkan bahwa Jiangsu membuat banyak sekali barang, terutama untuk ekspor, yang terlihat dari besarnya nilai ekspor dan impornya. Contoh: Hengli Group (kimia dan tekstil; No. 107 di Daftar Fortune Global 500 itu) Â dan Shagang Steel Group (No. 350) masing-masing berpenjualan USD 80,6 miliar dan USD 36,5 miliar selama 2019 saja.
g. Rasio industri tersier di Jiangsu akan terus naik karena pemerintah nasional China mendukung kenaikan konsumsi barang dan jasa dalam negeri.Â
h. Sudah sejak awal 1990-an, Jiangsu sebenarnya sudah mengembangkan industri tingkat kuaterner (keempat), yaitu industri yang berbahan pengetahuan (knowledge-based), misalnya R&D sains, teknologi informasi dan komunikasi (ICT), farmasi dll.Â
Contoh: Â Jiangsu Hengrui Medicine Co., Ltd.;