Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Modal Asing Langsung (FDI) di Shanghai Setara FDI se-Indonesia dan Strategi untuk Tarik FDI

1 Juni 2020   19:42 Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:06 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Komisi Perdagangan Kota Shanghai melaporkan bahwa 738 buah kantor pusat regional perusahaan multinasional telah berdiri di Kota Shanghai per akhir April 2020.

Selain itu, 468 buah pusat riset dan pengembangan (R&D) asing, yang mencakup Microsoft, sudah berdiri di sana per tanggal yang sama.

Semua investasi itu berjumlah USD 263 miliar (hampir IDR 4.000 triliun) per akhir April 2020. Jumlah nilai FDI se-China per akhir 2016, 2017 dan 2019 masing-masing adalah USD 1,354 triliun, USD 1,458 triliun dan USD 1,637 triliun, yang tidak mencakup laba ditahan masing-masing dan di luar FDI stock di Hong Kong SAR dan Macao SAR, yang merupakan wilayah-wilayah pemerintahan khusus China.

Walaupun ada pandemi, aliran modal asing ke Shanghai naik 4,1 persen YoY (secara tahunan) menjadi sekitar USD 6,46 miliar dalam empat bulan pertama (atau Januari-April) 2020, kata para pejabat di Konferensi Meja Bundar Kerjasama Ekonomi Singapura-Shanghai pada 1 Juni 2020.

Sebagai perbandingan, FDI ke Indonesia berjumlah USD 6,4 miliar, angka yang paling rendah selama 1,5 tahun terakhir ini,  selama Januari-Maret 2020, turun 9,2% secara YoY (tradingeconomics.com; UNCTAD World Investment Report 2019).

Sebanyak 15 kantor pusat regional MNC dan tujuh pusat R&D baru yang didanai asing didirikan di Shanghai pada periode Januari-April 2020. Kota itu menargetkan berdirinya 40 buah kantor pusat regional MNC dan 15 buah pusat R&D yang baru untuk tahun 2020 (china-briefing.com, 10 Maret 2020).

Menurut Shanghai Daily, per akhir Agustus 2021, sejumlah 61.090 PMA di Shanghai tercakup di laporan tahunan nasional tentang PMA  (https://www.shine.cn/biz/economy/2109285798/).

Subsidi Pemerintah China untuk Pusat-Pusat R&D Asing

Pemerintah China mensubsidi pusat-pusat R&D milik asing yang didirikan di seluruh China, yang mencakup Hong Kong, Macau dan Taiwan dengan aneka langkah dan potongan pajak. Salah satu tujuannya: supaya rakyat China bisa menjadi periset dan pengembang produk maupun jasa yang kelas dunia dgn gaji IDR miliaran per orang per tahun.

Karena itu, mereka menghadiahkan banyak fasilitas ke investasi-investasi itu kalau sesuai dengan standar-standar yang berlaku (laporan di sjgrand.com: "China technology growth spurs tax deductions and incentives for expats working in R&D field").

Agresifnya Pemerintah Shanghai dalam menarik PMA, a.l. pabrik mobil TESLA

Pemerintah Shanghai terkenal sangat agresif. Misalnya, mereka berhasil menarik TESLA, pabrik mobil listrik terbesar di dunia yang berasal dari AS, untuk berinvestasi total USD 5 miliar: pada 17 Oktober 2018, Pemda Shanghai menjual hak pakai tanah industri senilai sekitar IDR 2,2 triliun saja seluas 86,4885 hektar (864.885 m2) selama 50 tahun.

Harga itu adalah diskon 50% dari harga pasaran tanah di sekitarnya. Uang itu juga hasil pinjaman awal dari perbankan China senilai IDR 5 triliun pada 2018!!!

Jadi, Tesla "dimodalin" habis-habisan oleh pemerintah pusat China dan Pemda Shanghai karena mobil listrik buatan Tesla adalah yang terbaik di dunia sampai saat ini dan pemerintah pusat China sudah targetkan bahwa per tahun 2025, 25% (naik dari 20%), atau antara 6 dan 7 juta unit, dari semua mobil yang diproduksi di China (sekitar 27-28 juta per tahun), harus mobil listrik.

Selain itu, bank-bank raksasa milik pemerintah pusat China: ICBC, CCB dan ABC dan milik Pemda Shanghai: Shanghai Pudong Development Bank (SPDB) memberikan pinjaman dengan suku bunga "istimewa" sampai dengan USD 1,61 miliar (IDR 24 triliun), dengan 80% di antaranya beragunan dan sisanya tanpa agunan dan merupakan kredit yang bisa digulirkan berulang-ulang.

Suku bunga untuk kredit beragunan itu adalah sekitar 4,24% per tahun, atau 0,76% di bawah suku bunga perbankan untuk nasabah kakap di China yang sekitar 5% per tahun pada 2019 (scmp.com:" Tesla gets preferential rates on USD 1.61 billion of loans from Chinese banks ....").

Pabrik Tesla di Shanghai itu 100% PMA dan milik Tesla Motors Hong Kong, perusahaan anak Tesla Corp. Sekarang sudah mulai produksi.

Semoga bermanfaat. Silakan share dengan semua teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun