perempuan itu dengan kerudungnya yang wangi
yang tangannya membelai sayap kupu-kupu
yang mampu mengubah curah-curah gerimis jadi cahaya warna-warni
 : segenap pesona yang memaksa seorang penyair membentangkan kedua tangannya
  memulai percakapan-percakapan baru tentang pagi, sakramen setia, dan mahabah cinta!
jiwa petualang memang barangkali tak kenal lelah
namun ia perlu sepetak tanah untuk menanam biografinya
dan penyair itu telah menemukannya di kening perempuan berkerudung wangi itu!
Â
tak puas-puasnya penyair itu menatapnya
bersabar menunggui cinta tumbuh dewasa