di bibir jendela. Hari-hari kemarin seakan abadiÂ
sehabis menikmati berlusin pelancongan yang sepi
Â
Laut yang tak tidur, dengkurnya hingga di sini
di beranda kamar, pelancong menimang hati kosong
dengan setumpuk alasan buat menunda saat perpisahan
tapi masihkah tersiksa makna: sebuah keisengan penuh sangsi?
Di hatimu dulu dan kini?
Kita pun paham:pelancongan bumi tak bakal abadi
Tapi kuingin sebuah pengakuan sambil kuhirup
Kunia-asam kesangsianmu. Tak Terperi,