Mohon tunggu...
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widarmanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan praktisi pendidikan

Lahir di Ngawi, 18 April 1969. Pendidikan terakhir S2 di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Menulis dalam genre puisi, cerpen, artikel/esai/opini. Beberapa bukunya telah terbit. Buku puisinya "Percakapan Tan dan Riwayat Kuldi Para Pemuja Sajak" menjadi salah satu buku terbaik tk. nasional versi Hari Puisi Indonesia tahun 2016. Tinggal di Ngawi dan bisa dihubungi melalui email: cahyont@yahoo.co.id, WA 085643653271. No.Rek BCA Cabang Ngawi 7790121109, a.n.Tjahjono Widarmanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghikmat Waktu

26 Desember 2020   00:51 Diperbarui: 26 Desember 2020   00:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu dalam konsep Al Qur'an adalah ibadah. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah dalam arti yang luas yang berpaut dengan Khalik maupun sesama manusia. 

Pesan Nabi Muhamad: "Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang musafir atau bahkan seorang pengembara. Apabila engkau telah memasuki waktu sore, janganlah menanti datangnya pagi. Dan jikalau engkau telah memasuki waktu pagi janganlah menanti datangnya waktu sore. Ambillah waktu sehatmu untuk bekal waktu sakitmu dan hidupmu untuk bekal waktumu (H.R. Bukhary).

Semua pandangan di atas mengisyaratkan satu hal yang sama yaitu: supaya kita menghikmat waktu!

Bergantinya tahun harus dipandang sebagai sebuah proses kesadaran sejarah. Kesadaran yang menuntut kita untuk mempelajari masa lalu, berbuat terbaik dan lebih baik dibanding tahun lalu untuk tanggung jawab membentuk dan merekonstruksi sejarah masa depan. 

Kesadaran sejarah adalah kesadaran untuk melihat dan berani untuk mulat sarira hangrasa wani; instropeksi diri, Berani menengok masa lalu, berani menengok segala kesalahan dan kebodohan masa lalu, berani belajar dari sejarah untuk kemudian dijadikan bekal dalam mencetak sejarah masa kini dan masa depan. 

Pramoedya Ananta Toer telah mengingatkan bahwa keengganan dan kemalasan berguru pada sejarah bisa melemparkan kita pada keranjang sampah peradaban.

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2021 dan untuk menapakinya diperlukan adanya kesadaran sejarah. Kesadaran untuk sanggup belajar dari catatan perjalanan sebelumnya. 

Dengan kata lain, harus ada keberanian untuk mengoreksi perjalanan sejarah hidup yang pernah dilalui, karena seperti pernah dikatakan oleh Socrates bahwa hidup yang tidak pernah dikoreksi sesungguhnya tidak pernah layak untuk diteruskan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun