perempuan itu sungguh tak pernah serahkan hidup pada: cinta
sebab  tak pernah memiliki atau diberi pilihan.sejak betisnya menyala warna kencana
dan para pujangga serta segenap penujum dengan takjub  mulutnya menganga
meremas-remas pelir sendiri serta merta menunjuk-nunjuk keningmu
; ada taksu bertengger di sana.
perempuan itu hanya menjalani riwayat takdir yang asing
saat dibawa ke sebuah kota yang pekat bersama budak dan sapi-sapi.
kota dengan pagar berbatu di tengah-tengahnya berserak kuil
berpancang lingga berbola-bola besi mendongak tegak menantang langit
mengancam lubang  selangkang
kuil-kuil kaca menjadi tempat berdiam menyisir rambut dan memulas bibir sewarna rahimmu!