Kelebihan
Novel pemenang penghargaan sastra Asean ini dikemas dengan alur cerita yang menarik dan tidak mudah ditebak. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil. Salah satunya adalah berpegang teguh pada idealisme dan cinta terhadap negeri sendiri.Â
Kisah ceritanya sungguh apik dan dikemas dengan banyak budaya seolah menggambarkan secara langsung keadaan negeri pada masa penjajahan dan pasca kemerdekaan.Â
Dalam novel ini dikisahkan masa-masa perjuangan Indonesia yang ternyata tidak semua orang mendukung kemerdekaannya. Selain itu terdapat beberapa kutipan-kutipan yang menarik dan memiliki makna yang dalam. Penulisnya benar-benar piawai membuat kisah romansa menjadi luar biasa sehingga menarik untuk dibaca.
Kekurangan
Cerita pada novel ini awalnya mulanya terkesan rumit, karena setiap tokoh memiliki banyak nama dan hanya dalam bergantinya bab nama tokoh pun ikut berganti, tak jarang pembaca bingung memahami jalan ceritanya. Bahasa yang digunakan pun terbilang awam di telinga, seperti bahasa-bahasa Jawa Kuno dan juga bahasa Jepang Belanda.
Kutipan Menarik
"Maka kupikir, tanah air adalah di mana tidak ada kekejaman antara orang dengan orang." (hal. 200)
"Inilah kesalahan logika mereka: menyangka seolah negara sama dengan rakyat. Jika negara merdeka, orang mengira rakyat otomatis merdeka juga." (hal. 70)
"Perang tidak bisa dimenangkan dengan emosi. Tetapi perhitungan yang dingin." (hal.105)
"Perempuan bukan dalam arti yang dinikmati, tetapi perempuan yang merupakan syarat mutlak agar aku hidup." (hal. 113)