Burung-burung Manyar; Memahami Nasionalisme Lewat Sebuah Novel (Resensi Novel)
Identitas Novel
Judul: Burung-burung Manyar
Penulis: Y. B Mangunwijaya
Genre: Roman
Tebal Buku: 406 hal; 13 cm x 19 cm
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Cetakan Pertama : 1981 Penerbit Djambatan
Edisi: 2014
ISBN: 978-979-709-842-1
Penghargaan: Memenangi Hadiah Sastra Asean (SEA Write Award) dari Kerajaan Thailand pada tahun 1983
Identitas Penulis
Penulis novel Burung-Burung Manyar merupakan seorang imam Gereja Katolik Roma, budayawan, arsitek, penulis, dan aktivis sosial. Dia adalah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dikenal dengan nama populernya yaitu Rama Mangun dalam bahasa Jawa "Romo Mangun".Â
Ia mendapatkan gelar Romo pada usia 21 tahun karena dikenal sebagai pembela rakyat kecil dan bergerak dalam memperjuangkan hak asasi manusia (HAM).Â
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya lahir pada tanggal 6 Mei 1929 di Ambarawa, Jawa Tengah sebagai anak sulung dari dua belas bersaudara dari pasangan suami istri Yulianus Sumadi dan Serafin Kamdaniyah lalu meninggal pada tanggal 10 Februari 1999 di Jakarta pada usia 69 tahun.
Sinopsis
Burung-Burung Manyar adalah novel berlatar zaman penjajahan dan pasca kemerdekaan. Novel ini ditulis oleh Y. B. Mangunwijaya saat usianya tidak lagi muda yaitu 50 tahun.Â
Pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 sebagai novel revolusi Indonesia. Di dalamnya banyak konflik kehidupan, sejarah, serta peristiwa penting sehingga menjadi novel unggulan pada masanya.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Teto sebagai seorang anak tunggal dari keluarga yang hidup berkecukupan sehingga membuat hidupnya begitu nyaman selama masa penjajahan, namun akibat kedatangan Jepang ke Indonesia membuat kenyamanan tersebut tidak berlangsung lama.Â
Ayah Teto yang bernama Kapten Brajabasuki merupakan seorang Kepala Garnisun II menjadi buronan Jepang kemudian tertangkap oleh Jepang. Hal ini membuat nasib kehidupan keluarga Teto menjadi sengsara. Di samping itu ibunya yaitu Merice dipaksa oleh Jepang harus memilih sebagai gundik atau pelacur untuk Jepang.
Atik atau Larasati adalah kekasih Teto sekaligus merupakan teman sepermainan Teto sewatu kecil. Mereka diceritakan saling mencintai sejak kecil. Atik diceritakan berjuang membela bangsanya dengan mengabdi kepada Negeri.Â
Atik dan Teto tidak mungkin bersatu lagi untuk merajut cinta mereka sejak kecil karena idealisme menjadi dinding pemisah yang tebal dan tinggi dan ternyata Atik sudah bersuami serta memiliki anak.
Kelebihan
Novel pemenang penghargaan sastra Asean ini dikemas dengan alur cerita yang menarik dan tidak mudah ditebak. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil. Salah satunya adalah berpegang teguh pada idealisme dan cinta terhadap negeri sendiri.Â
Kisah ceritanya sungguh apik dan dikemas dengan banyak budaya seolah menggambarkan secara langsung keadaan negeri pada masa penjajahan dan pasca kemerdekaan.Â
Dalam novel ini dikisahkan masa-masa perjuangan Indonesia yang ternyata tidak semua orang mendukung kemerdekaannya. Selain itu terdapat beberapa kutipan-kutipan yang menarik dan memiliki makna yang dalam. Penulisnya benar-benar piawai membuat kisah romansa menjadi luar biasa sehingga menarik untuk dibaca.
Kekurangan
Cerita pada novel ini awalnya mulanya terkesan rumit, karena setiap tokoh memiliki banyak nama dan hanya dalam bergantinya bab nama tokoh pun ikut berganti, tak jarang pembaca bingung memahami jalan ceritanya. Bahasa yang digunakan pun terbilang awam di telinga, seperti bahasa-bahasa Jawa Kuno dan juga bahasa Jepang Belanda.
Kutipan Menarik
"Maka kupikir, tanah air adalah di mana tidak ada kekejaman antara orang dengan orang." (hal. 200)
"Inilah kesalahan logika mereka: menyangka seolah negara sama dengan rakyat. Jika negara merdeka, orang mengira rakyat otomatis merdeka juga." (hal. 70)
"Perang tidak bisa dimenangkan dengan emosi. Tetapi perhitungan yang dingin." (hal.105)
"Perempuan bukan dalam arti yang dinikmati, tetapi perempuan yang merupakan syarat mutlak agar aku hidup." (hal. 113)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H