Halo Lokal - Di tengah dinamika politik Indonesia yang selalu menarik untuk diikuti, ada satu nama yang kerap menjadi perbincangan, baik karena prestasi maupun kontroversinya. Yasonna Hamonangan Laoly, seorang politisi senior yang namanya tak asing di telinga masyarakat Indonesia, adalah tokoh yang tak hanya dikenal sebagai Menteri Hukum dan HAM, tapi juga sebagai figur dengan perjalanan hidup dan karier yang penuh warna.
"Profil Yasonna Laoly meliputi karier politik, keluarga, kontroversi hukum, serta rincian kekayaan dan perjalanannya sebagai Menteri Hukum dan HAM." - Tiyarman Gulo
Mengenal Yasonna Laoly: Dari Kampung Halaman ke Panggung Nasional
Yasonna Laoly lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, pada 27 Mei 1953. Lahir dari keluarga berlatar belakang polisi, Yasonna kecil harus terbiasa berpindah-pindah mengikuti penugasan sang ayah. Nama "Yasonna" sendiri memiliki arti unik. Diambil dari bahasa Nias, "Yaso Nasa" berarti "masih ada lagi". Sementara "Hamonangan" dalam bahasa Batak berarti "kemenangan". Marga Laoly yang disandangnya adalah identitas Nias yang melekat kuat dalam dirinya.
Sejak kecil, Yasonna sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia hukum. Namun, siapa sangka, sebelum memilih jalan sebagai politisi, Yasonna sempat bercita-cita menjadi pendeta. Inspirasi ini muncul dari sang ayah. Demi mewujudkan impiannya, ia bahkan mengikuti kursus bahasa Inggris di Bandung. Namun, nasib berkata lain. Yasonna akhirnya memilih Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) dan berhasil meraih prestasi gemilang.
Perjalanan Akademik yang Cemerlang
Yasonna bukan mahasiswa biasa. Di tahun pertama dan kedua masa kuliahnya, ia meraih predikat "lulus bersih", yang berarti ia berhasil naik tingkat dengan nilai sempurna. Setelah menyelesaikan pendidikan di USU pada tahun 1978, ia mencoba peruntungan sebagai dosen. Namun, pengabdian sebagai dosen di USU tak berjalan mulus. Yasonna pun beralih menjadi pengacara.
Tak berhenti di situ, Yasonna melanjutkan studi ke Virginia Commonwealth University dan North Carolina University, Amerika Serikat. Pendidikan ini menjadi bekalnya untuk kembali berkontribusi dalam dunia hukum dan politik di Indonesia.
Dari Pengacara ke Politisi
Karier politik Yasonna dimulai ketika ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pada Pemilu 1999, Yasonna terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Sumatra Utara. Karier politiknya terus melesat, hingga akhirnya ia duduk di Senayan sebagai anggota DPR RI mewakili Sumut I.
Pada 2014, Yasonna mendapat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM dalam Kabinet Kerja. Jabatan ini kemudian berlanjut pada periode kedua Jokowi, di mana Yasonna kembali dipercaya memimpin kementerian tersebut.
Kontroversi dan Kasus yang Melingkupi Yasonna Laoly
Namun, perjalanan Yasonna Laoly tidak selalu mulus. Dalam perjalanan kariernya, ia tak luput dari kontroversi dan skandal yang kerap menghiasi pemberitaan.
Kasus Suap Harun Masiku
Pada akhir 2024, Yasonna terseret dalam kasus dugaan suap yang melibatkan eks caleg PDIP, Harun Masiku. Kasus ini menjadi sorotan publik, terutama setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melarang Yasonna bepergian ke luar negeri.Bisnis di Lapas
Isu lain yang menyeret namanya adalah dugaan bisnis keluarga di lembaga pemasyarakatan (lapas). Salah satu bisnis tersebut diduga dijalankan oleh anaknya, Yamitema Laoly. Kasus ini mencuat setelah aktor Tio Pakusadewo mengungkapkan adanya monopoli bisnis di dalam penjara melalui wawancara dengan Uya Kuya.Pembebasan Bersyarat Koruptor
Pada 2019, Yasonna sempat mengusulkan revisi Undang-Undang Pemasyarakatan (RUU PAS) yang memungkinkan pembebasan bersyarat bagi narapidana korupsi, narkoba, dan terorisme. Usulan ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat dan aktivis antikorupsi.Kasus e-KTP
Nama Yasonna juga disebut-sebut dalam proyek pengadaan e-KTP yang merugikan negara hingga Rp1,4 triliun. Meski demikian, Yasonna selalu membantah keterlibatannya dalam kasus ini.
Kehidupan Pribadi dan Kekayaan
Di balik kesibukannya sebagai politisi, Yasonna adalah sosok ayah dari empat anak: Novrida Isabella Laoly, Fransisca Putri Askari Laoly, Yamitema Tirtajaya Laoly, dan Jonathan Romy Laoly. Ia menikah dengan Elisye Widya Ketaren, yang selalu mendampinginya dalam berbagai kesempatan.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per Maret 2024, Yasonna tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp25,3 miliar. Harta ini terdiri dari tanah dan bangunan, alat transportasi, serta kas dan setara kas.
Menilik Gaji dan Fasilitas sebagai Menteri
Sebagai Menteri Hukum dan HAM, Yasonna menerima gaji pokok sebesar Rp5.040.000 per bulan. Ditambah dengan tunjangan jabatan sebesar Rp13.608.000, total penghasilan bulanannya mencapai Rp18.648.000. Ini belum termasuk tunjangan lain dan fasilitas seperti rumah dinas dan kendaraan.
Yasonna Laoly: Antara Citra dan Realita
Yasonna Laoly adalah cerminan politisi Indonesia yang berpengalaman, cerdas, dan penuh strategi. Meski dikelilingi oleh berbagai kontroversi, perjalanannya di dunia politik tetap menunjukkan ketangguhan dan kecerdasan yang patut diakui.
Namun, seperti halnya politisi lainnya, Yasonna tetap menjadi figur yang menuai pro dan kontra. Bagi sebagian orang, ia adalah sosok pemimpin yang tangguh. Bagi yang lain, ia adalah simbol dari politik Indonesia yang sarat akan dinamika dan kontroversi.
Di balik semua itu, satu hal yang pasti: nama Yasonna Laoly akan terus menghiasi panggung politik Indonesia, baik dalam cerita sukses maupun kontroversi yang selalu menyertainya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H