Anak-anak yang patuh karena sayang berani mengutarakan pendapat, bahkan ketika mereka nggak setuju. Karena apa? Karena mereka tahu, orang tuanya akan mendengarkan. Diskusi jadi pintu masuk buat membangun pengertian yang lebih dalam.
Diam, Tapi Tersimpan Luka
Di sisi lain, ada kepatuhan yang muncul dari rasa takut. Sekilas, anak memang terlihat nurut, tapi sebenarnya ada perasaan tertekan di balik itu. Ciri-cirinya?
Anak yang patuh karena takut cenderung menghindari konflik atau hukuman. Mereka lebih memilih diam atau melakukan apa pun yang diperintahkan agar nggak dimarahi.
-
Rasa takut sering kali mematikan keberanian anak untuk bicara. Mereka nggak akan mengutarakan pendapat atau bertanya karena khawatir dianggap melawan.
Pernah lihat anak yang langsung berubah saat orang tuanya pergi? Nah, ini salah satu tanda patuh karena takut. Ketika orang tua nggak ada, anak akan kembali ke kebiasaan lamanya karena sebenarnya mereka nggak paham atau setuju dengan aturan yang diberikan.
Beda Rasa, Beda Hasil
Efek dari cara orang tua membangun kepatuhan anak ternyata bisa berlangsung seumur hidup.
Anak yang patuh karena sayang biasanya tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mampu mengambil keputusan sendiri, dan punya hubungan yang sehat dengan orang lain. Mereka juga cenderung lebih bahagia karena hidup berdasarkan kesadaran, bukan tekanan.
Anak yang patuh karena takut sering kali membawa luka batin ke masa dewasa. Mereka mungkin merasa sulit untuk percaya diri, takut mengambil risiko, atau bahkan cenderung memendam emosi. Dalam beberapa kasus, ini bisa menyebabkan hubungan yang toxic baik di lingkungan kerja, pertemanan, maupun keluarga.
Lalu, Bagaimana Cara Membuat Anak Patuh Karena Sayang?
Kabar baiknya, semua orang tua bisa belajar membangun pola asuh berbasis cinta. Berikut beberapa tipsnya: