Worklife - Pernahkah Anda membayangkan bahwa generasi yang sering disebut-sebut sebagai 'digital native' ini---yang tumbuh besar dengan teknologi di ujung jari mereka---ternyata masih meminta bantuan orang tua dalam hal yang sangat mendasar: melamar pekerjaan? Iya, benar! Sebuah survei mengungkapkan bahwa hampir 70% dari mereka meminta orang tua untuk mencarikan pekerjaan atau bahkan membantu menulis surat lamaran. Kok bisa ya?
"Survei ungkap 70% Gen Z minta bantuan orang tua saat melamar kerja. Ini bisa menurunkan kredibilitas, padahal independensi penting di dunia kerja. "
Kenapa Gen Z Bisa Sebegitu Bergantung pada Orang Tua?
Gen Z, yang terdiri dari mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012, telah memasuki dunia profesional dengan tantangan yang jauh berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Satu hal yang tak bisa disangkal: mereka sangat melek teknologi. Mulai dari pencarian kerja online hingga proses wawancara virtual, semuanya bisa dilakukan dengan mudah melalui smartphone atau laptop.
Namun, meskipun dunia digital sudah menjadi rumah kedua bagi mereka, ternyata Gen Z masih merasa perlu dukungan emosional dan praktis dari orang tua ketika berhadapan dengan hal-hal besar dalam hidup, seperti mencari pekerjaan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Resume Templates terhadap ribuan Gen Z di Amerika Serikat, sekitar 70% dari mereka mengaku meminta orang tua untuk membantu mencari pekerjaan. Bahkan, 25% di antaranya pernah membawa orang tua ke wawancara kerja dan 16% lainnya pernah meminta orang tua untuk mengirimkan surat lamaran atas nama mereka!
Apa yang Bisa Membuat Gen Z Seperti Ini?
Menurut para ahli, ada beberapa alasan mengapa Gen Z lebih sering mengandalkan orang tua dalam proses pencarian pekerjaan. Salah satu faktor utamanya adalah kondisi ekonomi yang tidak stabil. Memang, dunia kerja kini sangat kompetitif, dan meskipun banyak informasi yang bisa diakses melalui internet, bukan berarti kesempatan untuk diterima bekerja itu mudah didapatkan.
Selain itu, ada tekanan besar yang dirasakan oleh Gen Z untuk segera menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion mereka, namun sering kali mereka tidak tahu harus mulai dari mana. Ketidakpastian ini bisa membuat mereka merasa lebih aman jika mendapat bantuan dari orang tua yang lebih berpengalaman dan telah lebih dulu terjun ke dunia kerja.
Tantangan Bagi Gen Z: Membangun Kredibilitas di Dunia Kerja
Di sisi lain, para ahli karier menyatakan bahwa kebiasaan ini bisa memberikan dampak negatif, terutama dalam hal membangun kredibilitas. Francisco Tobon, seorang pakar karier, menegaskan bahwa jika calon pemberi kerja mengetahui bahwa seorang pelamar mendapat bantuan berlebihan dari orang tuanya, hal itu bisa mengurangi kesan profesionalitas mereka. Dalam dunia kerja, independensi dan inisiatif adalah dua kualitas yang sangat dihargai oleh perusahaan.
"Bagi calon pemberi kerja, melihat pelamar yang tidak mampu menyiapkan surat lamaran atau menghadapi wawancara tanpa bantuan orang tua bisa menurunkan nilai kredibilitas mereka. Ini bisa mempengaruhi penilaian mereka terhadap kesiapan pelamar dalam menghadapi tantangan pekerjaan," ujar Tobon dalam wawancaranya dengan NBC Miami.
Bagaimana Orang Tua Bisa Membantu Tanpa Over-Kontrol?
Lalu, bagaimana sebaiknya orang tua bisa membantu anak-anak mereka tanpa membuat mereka terlalu bergantung? Tobon memberi beberapa saran yang cukup bijak. Orang tua memang bisa memberikan dukungan, tetapi bukan dengan cara yang terlalu dominan atau langsung melakukan segalanya untuk anak mereka.
Orang tua bisa mulai dengan mendiskusikan berbagai pilihan karier dengan anak mereka, memberi informasi tentang lowongan pekerjaan, atau bahkan membantu menyusun surat lamaran dengan cara yang kolaboratif. "Orang tua bisa duduk bersama anak mereka, membahas surat lamaran, memberikan masukan, namun pada akhirnya, anak harus mampu menulisnya sendiri. Mereka juga perlu berlatih untuk menjawab pertanyaan wawancara, agar nantinya bisa tampil percaya diri," kata Tobon.
Mengajak anak untuk lebih aktif mencari dan melamar pekerjaan secara mandiri juga penting. Orang tua harus mendorong anak-anak mereka untuk menemukan dan mengeksplorasi peluang karier sesuai minat dan bakat mereka, tanpa harus selalu menjadi perantara dalam setiap langkahnya.