Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perlakukan Uang sebagai Bentuk Kesepakatan Sosial!

10 September 2024   12:36 Diperbarui: 10 September 2024   12:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by katadata.co.id

Dalam iklan terbaru nya Barclays, tampak ada sebuah pesan yang ingin disampaikan tentang hubungan kita dengan uang. Iklan ini menampilkan orang dewasa yang digambarkan seperti anak-anak dalam berbagai situasi, seperti seorang anak lelaki berpakaian jas yang berjalan di jalan, atau anak-anak berpakaian dewasa bekerja di kantor. Iklan berakhir dengan seorang anak masuk ke cabang Barclays, disertai narasi yang mengatakan, "Studi menunjukkan hubungan kita dengan uang dibentuk sejak usia tujuh tahun." Slogan iklan ini, "Buat uang bekerja untukmu," mengisyaratkan bahwa uang bisa menjadi alat yang memberi keuntungan pribadi.

Pada pandangan pertama, iklan ini tampak cukup menarik dan relevan. Kita semua kadang merasa seperti anak-anak yang mencoba beradaptasi dengan dunia orang dewasa, membangun karier, mengelola hubungan, dan mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. 

Namun, jika kita melihat lebih dalam, ada sesuatu yang mungkin tidak sepenuhnya jujur dalam pesan iklan tersebut. Terutama mengingat peran sektor perbankan yang sering kali terlibat dalam krisis keuangan dan investasi besar-besaran di industri ekstraktif, bagaimana Barclays digambarkan sebagai "orang tua" yang membimbing kita sebagai "anak-anak" terasa sedikit tidak konsisten. Bukankah lebih baik jika kita memperluas metafora ini untuk melihat para bankir sebagai anak-anak yang terlalu sibuk mengarahkan uang mereka tanpa memikirkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan?

Artikel ini tidak bertujuan untuk membahas kegagalan ESG (Environmental, Social, and Governance) atau "investasi yang bertanggung jawab." Sebaliknya, kita akan menggali lebih dalam mengenai hubungan kita dengan uang seperti yang digambarkan dalam iklan Barclays dan membahas bagaimana kita dapat memperlakukan uang sebagai kesepakatan sosial, bukan hanya sebagai komoditas.

Hubungan Kita dengan Uang

Iklan Barclays dengan tepat menunjukkan bahwa hubungan kita dengan uang dimulai sejak usia dini. Tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan hubungan ini? Banyak studi menunjukkan bahwa hubungan awal anak-anak dengan uang berkisar pada pemahaman mereka tentang fungsi uang sebagai alat tukar dan penggunaan aritmatika untuk menghitung nilai. Studi yang lebih mendalam mengeksplorasi makna subjektif uang bagi anak-anak. Misalnya, apakah uang saku anak adalah milik mereka atau milik orang tua mereka? Bagaimana anak-anak belajar menggunakan uang dengan cara yang sesuai dengan norma budaya mereka? Dan bagaimana mereka membangun hubungan yang dimediasi oleh uang?

Dalam konteks ini, uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar atau ukuran nilai, tetapi juga sebagai alat untuk membangun dan memelihara hubungan sosial. Dengan kata lain, uang adalah jembatan yang menghubungkan orang dan barang dalam sebuah sistem ekonomi yang kompleks.

Petani hanya bisa terus menghasilkan dan memanen karena kita menyediakan uang untuk membeli produk mereka. Begitu pula, tukang cukur hanya bisa membayar tagihan dan kebutuhan hidup mereka karena orang lain membayar mereka untuk layanan mereka. Ini mencerminkan ketergantungan timbal balik dalam ekonomi kita yang sangat khusus dan kompleks.

Namun, meskipun Barclays menyoroti sifat relasional dari uang ini, sektor perbankan sering kali mengabaikan hal ini. Terutama dengan strategi perbankan seperti "originate-to-sell"*, di mana bank mengeluarkan pinjaman, menggabungkannya menjadi sekuritas, dan menjualnya kepada investor. Bank tidak lagi memegang pinjaman atau risiko, yang dapat mendorong praktik pemberian pinjaman yang kurang hati-hati karena tanggung jawab atas pinjaman berpindah ke investor.

Dari Kapan Uang Menjadi Komoditas?

Pemahaman uang sebagai objek atau komoditas yang terpisah dari nilai relasionalnya disebut commodity imaginary. Ini adalah pandangan umum tentang uang yang sering kali kita terima. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh cerita asal-usul uang dari Adam Smith tentang barter. 

Menurut cerita ini, dalam masyarakat tanpa uang, seorang tukang roti yang ingin menukar roti dengan ayam mengalami masalah karena peternak ayam lebih suka kentang. Untuk mengatasi masalah ini, uang muncul sebagai alat tukar yang umum, memungkinkan tukang roti menjual roti untuk uang dan kemudian membeli ayam.

Cerita ini tampaknya logis dan meyakinkan, namun kenyataannya, masyarakat barter seperti itu tidak pernah ada. Masyarakat tanpa uang yang ada di dunia nyata memiliki struktur ekonomi yang berbeda. Sebagai contoh, Enam Bangsa Iroquois, yang merupakan masyarakat tanpa uang, mengelola ekonomi mereka dengan menyimpan barang dan mendistribusikannya melalui dewan wanita.

Mengapa cerita barter yang salah ini masih ada? Hal ini berkaitan dengan bagaimana ekonomi sebagai ilmu dihargai, yang sangat bergantung pada asumsi dasar tentang pasar yang ada secara alami. Ekonom pasar bebas, yang mendapatkan perhatian besar selama era neoliberalisme, mendorong kebijakan deregulasi dan privatisasi dengan dalih melepaskan potensi pasar yang secara efisien mengatur dirinya sendiri. 

Sementara itu, think tank dan donor korporasi mereka mempengaruhi universitas untuk mengubah kurikulum ekonomi ke arah ideologi pasar bebas. Cerita ini, meskipun fiksi, memiliki dampak yang signifikan pada kebijakan, membenarkan pengurangan peran negara. Contoh nyata dari dampak negatif ini adalah Program Penyesuaian Struktural (SAP) yang menghancurkan di negara-negara Global Selatan, yang mengakibatkan pemotongan besar-besaran pada sektor kesehatan dan penghapusan kontrol harga makanan penting.

Menggali Asal Usul Uang yang Lebih Akurat

Untuk benar-benar memahami asal-usul uang, kita harus melihat ke pusat-pusat urban hierarkis di Mesopotamia Kuno. Tablet batu dari periode ini menunjukkan bahwa uang awalnya dihitung dalam bentuk jelai, yang kemudian berkembang untuk mencakup logam mulia untuk perdagangan jarak jauh. Sistem ini digunakan untuk melacak utang dan hubungan kredit dan memainkan peran penting dalam perkembangan pasar. Bukti ini menunjukkan bahwa uang selalu merupakan konstruksi sosial yang dibentuk oleh otoritas terpusat dan individu yang inovatif.

Perspektif sejarah ini telah mempengaruhi pemikiran Keynesian, yang menekankan potensi uang untuk berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ekonomi. Memahami uang dari perspektif ini menantang dikotomi tradisional negara-pasar dan menempatkan kebijakan moneter sebagai isu politik yang mendasar.

Uang Lebih dari Sekadar Logam

Memahami uang sebagai kesepakatan sosial yang relasional dan fleksibel membuka kemungkinan untuk kebijakan fiskal yang lebih baik dan inisiatif mata uang komunitas alternatif. Ekonom Argentina Jerman, Silvio Gesell, melihat konsep ini lebih jelas daripada banyak orang. Konsep "Uang Gratis" miliknya adalah salah satu ide paling inovatif abad ke-20. Gesell menyadari bahwa uang, ketika diberikan bunga positif, cenderung menjadi barang yang terus-menerus bertambah nilainya. Ini dapat mengurangi insentif untuk berbagi terutama di masa krisis. 

Untuk mengatasi masalah ini, Gesell menyarankan pengenalan "biaya demurrage," yaitu pengurangan bertahap dari nilai uang yang disimpan, yang mendorong orang untuk mengedarkan uang daripada menyimpannya. Ide ini diuji pada tahun 1929 melalui pengenalan mata uang lokal Wra di Schwanenkirchen, sebuah kota pertambangan di Jerman yang terkena depresi. 

Eksperimen ini terbukti sangat sukses, menghidupkan kembali ekonomi lokal, mengurangi pengangguran, dan membawa kemakmuran ke kota kecil tersebut---hingga pemerintah pusat menghentikannya. Selain itu, ada juga Red de Treque di Argentina yang pernah melibatkan 2,5 juta orang dan Lewes Pound di Inggris yang telah berjalan sejak 2008.

Ketahanan Komunitas dan Mata Uang Alternatif

Ketika krisis melanda, sistem keuangan yang disfungsional sering kali menyebabkan uang mengering, meninggalkan komunitas yang berjuang untuk mempertahankan layanan penting. Inilah mengapa mata uang komunitas menjadi penting. Mata uang komunitas, sebagai medium pertukaran alternatif, memungkinkan anggota komunitas untuk terus saling mendukung, bahkan ketika uang konvensional langka. Dengan cara ini, mata uang komunitas bisa menjadi alat yang kuat untuk membangun ketahanan dan mempertahankan ekonomi lokal selama masa-masa sulit.

Buat Uang Bekerja untuk Kita

Slogan Barclays "buat uang bekerja untukmu" menggambarkan commodity imaginary, yang fokus pada keuntungan pribadi yang dimungkinkan melalui strategi finansial. Namun, agar kita tidak mengulangi kesalahan masa lalu, kita perlu mengingat kembali sifat relasional uang yang mendalam. 

Orang sering mengatakan bahwa uang membuat dunia berputar; jika benar, maka kita harus membuat uang berputar. Ekonomi alternatif yang lebih baik akan memprioritaskan sirkulasi uang daripada akumulasi. Hanya dengan meninggalkan cerita fiksi tentang desa barter dan menerima uang sebagai kesepakatan sosial, kita akan benar-benar dapat membuat uang bekerja untuk kita.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun