Apple telah mengumumkan peluncuran produk terbaru mereka setelah lebih dari tujuh tahun sejak rilis terakhir.Â
Produk yang penuh antisipasi ini adalah kacamata realitas tertambah (augmented reality/AR) bernama Vision Pro, yang ditawarkan dengan harga mulai dari US$ 3.499 (sekitar Rp 52 juta).
Vision Pro yang dibuat oleh Apple akan menjadi pesaing langsung bagi produk kacamata AR Meta, yang dikenal sebagai Quest.Â
Harga Quest yang digadang-gadang oleh Mark Zuckerberg untuk mengakses "metaverse" ternyata jauh lebih terjangkau dibandingkan Vision Pro Apple.
Meta Quest 2, kacamata AR generasi terbaru yang telah hadir di pasar, dijual dengan harga mulai dari US$ 299,99 atau sekitar Rp 4,5 juta.Â
Sedangkan Quest 3 yang akan segera dirilis, akan dibanderol dengan harga US$ 499,99 atau sekitar Rp 7,4 juta.
Seperti yang ditampilkan oleh CEO Apple, Tim Cook, pengguna Vision Pro dapat memilih berbagai konten melalui kacamata mereka hanya dengan gerakan jari dan menggeser layar dengan mudah.Â
Selain itu, kacamata ini dilengkapi dengan kamera 3D dan mikrofon untuk merekam video dan mengambil foto dalam tampilan 3D yang menakjubkan.
Salah satu fitur yang membedakan Vision Pro dengan kacamata AR lainnya adalah opsi untuk menampilkan mata pengguna sehingga mereka dapat terlihat oleh orang-orang di sekitarnya.
Pengguna memiliki pilihan untuk sepenuhnya terbenam dalam dunia virtual, di mana mereka dapat memfokuskan pandangan mereka ke dunia nyata yang gelap.Â
Ketika bertemu dengan pengguna lain yang juga dalam mode virtual, keduanya dapat saling melihat satu sama lain.
Rencananya, Vision Pro akan tersedia di Amerika Serikat pada awal 2024, dan beberapa bulan setelahnya akan diluncurkan di negara-negara lain di seluruh dunia.
Menurut perkiraan IDC, sekitar 80 persen perangkat AR/VR yang terjual di pasar saat ini berasal dari Meta.Â
Namun, dalam pernyataan analis Creative Strategies, Carolina Milanesi, yang dikutip oleh Reuters, ia menyatakan perbedaan utama antara Meta dan Apple dalam pendekatan mereka terhadap teknologi AR.Â
Menurut Milanesi, Zuckerberg ingin menciptakan dunia virtual di mana pengguna dapat berinteraksi, sedangkan Apple berusaha untuk memperluas pengalaman di dunia nyata dengan "memperbesarnya".
Selain Meta dan Apple, perusahaan seperti Sony Group dan induk usaha TikTok, ByteDance, juga telah merilis perangkat realitas virtual (virtual reality/VR).Â
Menurut IDC, sekitar 8,8 juta unit perangkat kacamata VR/AR telah terjual sepanjang tahun lalu, menunjukkan popularitas yang terus meningkat dalam penggunaan teknologi ini. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H