Mohon tunggu...
Tiyarman Restu Putra Gulo
Tiyarman Restu Putra Gulo Mohon Tunggu... Penulis - Law dan Freelancer, 2 hal yang hampir mirip! | tiyarmangulo.blogspot.com
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis itu penting, biar gak lupa! Karena faktanya otak cuma bisa nyimpan 1/8 data yang diterima, habis itu lupa! | my blog: tiyarmangulo.blogspot.com | ig: @tiyarmangulo | wa: 0838-6723-2928

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Perceraian terhadap Kesehatan Mental dan Emosional

14 Mei 2023   22:56 Diperbarui: 14 Mei 2023   23:15 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak Perceraian terhadap Kesehatan Mental dan Emosional | kepri.genpi.co

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." - Matius 19:6

Pernikahan adalah Keputusan Final. Pernikahan adalah Penerimaan. Jangan Menikah bila hanya berujung Perceraian. Perceraian adalah suatu peristiwa yang dapat mengubah kehidupan seseorang secara signifikan. Selain mempengaruhi aspek sosial dan ekonomi, perceraian juga dapat memberikan dampak yang serius terhadap kesehatan mental dan emosional seseorang. 

Dalam artikel ini, saya akan coba menjelajahi secara mendalam mengenai dampak-dampak tersebut dan bagaimana Perceraian dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis individu yang terlibat. Pesan pentingnya adalah Jangan Bercerai!.

Dampak Perceraian

Salah satu dampak utama dari perceraian adalah meningkatnya tingkat stres dan kecemasan. Proses perceraian sendiri bisa menjadi sumber stres yang luar biasa bagi individu yang terlibat. Ketidakpastian mengenai masa depan, perubahan peran dan tanggung jawab, serta konflik yang muncul selama proses perceraian dapat menciptakan tekanan psikologis yang besar. Hal ini bisa memicu kecemasan yang berkepanjangan dan bahkan berkembang menjadi gangguan kecemasan yang serius.

Selain itu, perceraian juga dapat menyebabkan perasaan depresi yang mendalam. Kehilangan pasangan dan perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari bisa sangat mempengaruhi suasana hati seseorang. Rasa sedih, kekosongan emosional, dan hilangnya motivasi adalah beberapa gejala depresi yang umum terjadi setelah perceraian. Dalam beberapa kasus, depresi dapat menjadi begitu parah sehingga membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasinya.

Selama proses perceraian, individu juga dapat mengalami penurunan harga diri yang signifikan. Mereka mungkin merasa gagal, bersalah, atau meragukan kemampuan mereka dalam menjalani hubungan yang sehat. Rasa bersalah ini bisa sangat merusak dan mempengaruhi gambaran diri yang sehat. Selain itu, stigma sosial terkait dengan perceraian juga dapat memperburuk perasaan negatif tentang diri sendiri.

Perceraian juga bisa memiliki dampak jangka panjang terhadap hubungan sosial individu. Terkadang, individu yang bercerai merasa terisolasi dan kesulitan membangun kembali jaringan sosial yang kuat. Mereka mungkin merasa canggung atau takut untuk membuka diri terhadap orang lain karena takut terluka lagi. Hal ini dapat mengarah pada perasaan kesepian yang mendalam dan memperburuk kondisi psikologis secara keseluruhan.

Dampak perceraian terhadap kesehatan mental dan emosional tidak sama bagi setiap individu. Beberapa orang mungkin dapat mengatasi perceraian dengan lebih baik daripada yang lain. Faktor-faktor seperti sumber daya dukungan sosial, kemampuan coping yang baik, dan kualitas hubungan sebelumnya dapat memengaruhi sejauh mana seseorang terpengaruh oleh perceraian.

Atasi Dampak Perceraian

Untuk mengatasi dampak perceraian terhadap kesehatan mental dan emosional, dapat dilakukan beberapa langkah yang bisa membantu individu dalam proses pemulihan:

Dukungan Sosial: Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengurangi isolasi dan memberikan tempat untuk berbagi pengalaman serta emosi yang terkait dengan perceraian. Dukungan sosial dapat memberikan rasa pengertian, dorongan, dan bantuan praktis yang sangat dibutuhkan selama masa sulit ini.

Mengelola Emosi: Penting bagi individu yang mengalami perceraian untuk mengenali dan mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat. Hal ini dapat meliputi mengekspresikan emosi melalui kegiatan kreatif seperti menulis jurnal atau melukis, berbicara dengan orang terpercaya, atau bahkan mencari bantuan dari seorang terapis yang berpengalaman.

Menjaga Kesehatan Fisik: Dampak perceraian pada kesehatan mental dan emosional dapat dikurangi dengan menjaga kesehatan fisik. Melakukan olahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan pola makan sehat dapat membantu menjaga keseimbangan emosional dan meningkatkan suasana hati.

Menerima Perubahan: Perceraian membawa perubahan signifikan dalam kehidupan seseorang. Penting untuk menerima perubahan tersebut dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Membuat rencana untuk masa depan, menetapkan tujuan baru, dan fokus pada pertumbuhan pribadi dapat membantu individu melihat masa depan dengan harapan.

Mencari Bantuan Profesional: Jika individu mengalami kesulitan yang parah dalam mengatasi dampak perceraian, bantuan profesional dapat sangat bermanfaat. Terapis atau konselor yang berpengalaman dapat membantu individu memahami emosi mereka, mengatasi trauma yang terkait dengan perceraian, dan mengembangkan strategi coping yang sehat.

Kesimpulan

Perceraian adalah Perbuatan yang dibenci TUHAN. Namun, saya sebegai penulis juga ingin memberi opini, penting untuk diingat bahwa pemulihan setelah perceraian adalah proses yang unik bagi setiap individu. Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda untuk pulih dan ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang. Dengan dukungan yang tepat dan langkah-langkah yang sehat, individu dapat memulai perjalanan pemulihan mereka dan membangun kehidupan yang bahagia dan bermakna setelah perceraian. Sekali lagi pesan pentingnya, Jangan Bercerai!. (*)

Tiyarman Gulo, 14 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun