Kemampuan ketiga yang harus dimiliki oleh pembelajar bahasa Arab adalah kemampuan membaca teks-teks Arab. Sebagaimana kita ketahui, sebagian besar teks yang ditulis dalam bahasa Arab adalah tanpa harakat. Sehingga bagi orang awam ajnabi (orang asing) akan sulit baginya untuk membaca teks tersebut.Â
Pembelajar bahasa Arab dituntut untuk memiliki kemampuan ini, tidak hanya sembarang membaca, pembaca harus memahami gramatikal bahasa Arab agar tidak salah dalam membaca. Karena dalam bahasa Arab, salah dalam membaca harakat dapat mempengaruhi makna.
 Kemampuan lain yang harus dimiliki dan dipelajari oleh pembelajar bahasa Arab adalah kemampuan menulis dalam bahasa Arab (maharah kitabah). Dalam banyak artikel dikatakan bahwa maharah kitabah merupakan maharah tertinggi dalam mempelajari bahasa Arab. Karena maharah ini memiliki tingkat kesulitan di atas maharah-maharah sebelumnya.Â
jika dalam artikel-artikel sebelumnya banyak dikatakan ada empat kemampuan atau maharah dalam mempelajari bahasa Arab dan maharah kitabah merupakan maharah tertinggi, dalam artikel ini penulis menambahkan satu maharah lagi, yaitu maharah tsaqofah.
Menurut Dr. Uki Sukiman, seorang dosen magister bahasa dan sastra Arab di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dalam sebuah kuliah beliau mengatakan, maharah tertinggi dari mempelajari bahasa Arab adalah maharah tsaqofah. Menurutnya, seseorang pembelajar atau penutur bahasa Arab sebaiknya tidak hanya mampu berbahasa Arab hanya berdasarkan gramatikal bahasa Arab.Â
Namun, lebih dari itu. Penutur bahasa Arab juga seyogyanya mampu berbicara dan menulis berdasarkan budaya yang dimiliki oleh orang Arab. Karena menurutnya, penggunaan bahasa Arab bukan hanya berdasarkan gramatikal tetapi juga bagaimana budaya orang-orang Arab dalam menggunakan bahasa tersebut. Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H