Dilangsir dari akun Instagram @aljazeeramubasher, Jasen El Fezouati Seorang penduduk Kota Tua mengatakan, para pemuda yang bekerja dalam profesi "Nafar" dan terus bekerja di dalamnya adalah bukti hubungan kita untuk memberi mereka arti penting agar profesi ini tidak punah.
Dilangsir dari sumber yang sama, Naufal Boukhris yang berprofesi sebagai seorang nafar juga bertekad untuk tetap melestarikan warisan budaya negaranya. Naufal mengatakan, bahwa ia mewarisi pekerjaan nafar sejak ia masih menjadi buruh di sudut kota, ia ingin melanjutkan pekerjaan tersebut di bulan Ramadan dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Naufal bertekad untuk tetap melestarikan Nafar di bulan Ramadan, karena melalui pekerjaan tersebut ia akan mendapat pahala yang besar dari Allah dan juga manusia.
Meskipun nafar masih ada di Maroko sekarang, tetapi tidak seperti pada masa sebelum modern. Nafar yang ada sekarang kebanyakan hanya sebagai bentuk tradisi dan warisan budaya. Karena profesi nafar sudah tidak lagi terlalu dibutuhkan dan telah tergantikan dengan teknologi yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H