Mohon tunggu...
Tivana Fachrian
Tivana Fachrian Mohon Tunggu... Seniman - Coupleblogger

We wilt have poetry in our life. And adventure. And love. Love above all!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Teori Joko Anwar Universe: Bumbu Rahasia dalam Karya sang Sutradara Pengabdi Setan

9 Agustus 2022   22:59 Diperbarui: 10 Agustus 2022   05:59 2083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Aditya Pradana Putra (Antara)

Joko Anwar merupakan salah satu sutradara yang namanya cukup tersohor di Indonesia. Pria berdarah Jawa, Melayu, dan Batak ini telah menghasilkan film-film luar biasa yang beberapa di antaranya dapat dikatakan sukses dalam mengumpulkan perhatian penikmat layar lebar di seluruh Indonesia hingga gedung-gedung bioskop dibuat berjejal olehnya.

Beberapa film garapannya di antaranya adalah Pintu Terlarang (2009), Modus Anomali (2012), Pengabdi Setan (2017), Ratu Ilmu Hitam (2019), Gundala (2019), Perempuan Tanah Jahanam (2019), dan lain sebagainya. Hingga pada tahun 2022 ini, beliau kembali berulah dengan menghadirkan Pengabdi Setan 2: Communion (2022).

Gilanya, film terakhir beliau tersebut diulas positif oleh penulis cerita horor asal Amerika Serikat, Oliver Schofield. Tak main-main, skor ulasannya adalah 9.4 dan Oliver menilai film Pengabdi Setan 2: Communion (2022) secara kualitas telah memenuhi standar Hollywood.

Selain dari segi kesaktiannya dalam menggarap berbagai film, ada hal menarik lain dari sosok Joko Anwar. Salah satu hal menarik yang kerap dibincangkan oleh penikmatnya adalah teori Joko Anwar Universe. 

Pada dasarnya, teori ini berisi beberapa hal terimplikasi dalam adegan film-filmnya yang diduga Joko sengaja membuat karya-karyanya berkaitan antara satu sama lain. Hal ini mungkin tidak akan anda sadari jika hanya menonton film-film beliau sekali saja, tapi anda akan menemukannya jika menonton secara berulang.

Misalnya, karakter ustadz dalam film Pengabdi Setan (2017). Film tersebut merupakan sebuah reboot dari film dengan judul sama dan rilis pada tahun 1984. Pada versi garapan Joko, diceritakan sang ustadz justru mengalami kekalahan, hal ini berbeda dengan versi originalnya. 

Kemudian muncullah teori bahwa karakter ustadz dalam Pengabdi Setan (2017) ini merupakan karakter yang sama dengan yang pernah muncul pada film-film Joko lain. 

Aktor yang berperan sebagai ustadz adalah Arswendi Nasution yang juga pernah berperan dalam film garapan Joko seperti Kala (2007) dan Pintu Terlarang (2009). Pada film sebelumnya, Arswendi merupakan tokoh antagonis. 

Masyarakat berasumsi bahwa Arswendi dari tokoh yang menyeleweng mencoba menjadi seorang ustadz, maka ilmu agamanya belum terlalu dalam dan itulah yang menyebabkan dirinya kalah pada film Pengabdi Setan (2017) tersebut.

Selain itu, beredar pula pembahasan mengenai kematian tokoh Hendra dalam film yang sama. Hendra merupakan anak dari Pak Ustadz yang mengalami kecelakaan saat mengendarai motor di area hutan setelah mencoba menghindari suatu sosok yang melintas di hadapannya. 

Masyarakat menduga bahwa sosok misterius yang melintas tersebut adalah tokoh utama dari film Modus Anomali (2012) yang bernama John Evans, diperankan oleh Rio Dewanto. 

Pria ini digambarkan sebagai seorang yang mengalami amnesia serta kebingungan di tengah hutan, dia bahkan juga bangun dari kuburan yang digalinya sendiri. Menariknya, tempat John menguburkan diri ini adalah di hutan yang sama dengan hutan yang dilintasi oleh Hendra.

Teori masyarakat lainnya berpendapat bahwa karakter bernama Batara yang muncul di akhir film Pengabdi Setan (2017) merupakan orang yang sama dengan tokoh Gambir di Pintu Terlarang (2009). Entah kebetulan atau memang Joko menyembunyikan maksud tertentu, faktanya dua tokoh tersebut sama-sama diperankan oleh Fachri Albar.

Berikutnya, ada pula keanehan dari karakter Bapak. Setelah saja sosok Ibu meninggal, karakter Bapak diceritakan langsung hendak pergi merantau ke kota untuk mencari uang sebab kebutuhan rumah tangga mereka yang mendesak.

Kan urusan rumah tangga nggak bisa nunggu, rumah juga kalau nggak ditebus bakal disita. Kalian jaga adik-adik,

begitulah ungkapnya. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa Bapak sebenarnya tidak pergi ke kota untuk mencari uang melainkan karena Bapak bergabung dengan sebuah sekte sesat, Herosase, yang terdapat dalam film Pintu Terlarang (2009). Sekte ini merupakan sekte ekstrim dengan kebiasaan menonton video kejam seperti penyiksaan manusia, adegan pembunuhan, hingga pelecehan brutal. 

Masyarakat bisa berasumsi begitu sebab diceritakan dalam Pintu Terlarang (2009), Herosase memiliki pusat pertemuan di suatu gedung yang lokasinya di daerah perkotaan. 

Hal ini juga diperkuat oleh perilaku aneh Bapak yang ditunjukkan dalam teaser film Pengabdi Setan 2: Communion (2022) yang berhubungan dengan koper serta apartemen penuh rahasia.

Joko Anwar pun tidak diam atau pura-pura tak mendengar mengenai teori yang beredar di kalangan penikmat karyanya. Bahkan, dalam suatu pernyataan saat diwawancarai oleh Kumparan, beliau menyebut,

Sebenarnya memang semua film saya, kan, ada hubungannya, ya. Dalam satu tatanan cerita yang sama gitu. Cuma, kan, tidak dalam garis linear gitu. Jadi, mungkin harus ditunggu dalam beberapa film lagi, baru terlihat lebih jelas.

Dari pernyataan tersebut, Joko tidak secara gamblang membenarkan maupun menyalahkan segala teori yang beredar di masyarakat. Hanya saja, memang Joko tidak menolak bahwa ada keterkaitan antara satu filmnya dengan yang lain.

Sungguh sebuah pembahasan yang menarik. Saya pribadi, jika diminta berpendapat soal Joko Anwar Universe, tentu sangat geleng-geleng kepala apabila rupanya hal-hal tersebut di atas memanglah suatu yang disengaja oleh Joko Anwar. Bayangkan saja, bagaimana beliau bisa memiliki ide menjahit berbagai film berbeda dengan berbagai aliran yang berbeda pula dengan segaris benang?

Dari segi pemasaran pun, saya rasa teori Joko Anwar Universe memiliki potensi meledakkan pemasaran secara besar. Sebab, pertama, sebagaimana yang telah saya katakan di awal bahwa untuk menyadari keberadaan teori ini perlu menonton lebih dari satu kali; orang-orang yang pernah menonton film Joko Anwar tentu akan mengulang lagi menonton demi menemukan bukti baru atau membuktikan teori yang telah meluas. 

Kedua, teori ini naik ke permukaan ketika Pengabdi Setan 2: Communion (2022) tengah diputar, tentu akan meningkatkan rasa penasaran publik dengan film tersebut.

Hm, kalau begitu, kira-kira apakah mungkin jika teori Joko Anwar Universe ini merupakan bagian dari strategi pemasaran? Boom! Bukan tidak mungkin pula jika teori ini diawali oleh sosok di balik film-film Joko Anwar sendiri,

Jujur, itu yang saya pikirkan hingga tulisan ini dibuat. Apakah salah jika teori Joko Anwar Universe nyatanya nanti merupakan strategi pemasaran dan diawali oleh orang di balik produksi film-film itu sendiri? 

Tidak sama sekali. Justru sebuah ide brilian dan akan saya tepuk tangani. Tapi, saya tekankan, pernyataan terakhir tadi baru merupakan opini yang muncul dari saya pribadi setelah banyak melakukan riset mengenai Joko Anwar Universe, bukan merupakan fakta yang telah terbuktikan kebenarannya.

Apa pun faktanya, Joko Anwar Universe merupakan sebuah teori konspirasi yang sangat menawan untuk digeledah dan dicari tahu lebih banyak. 

Selain itu, Joko Anwar pula selalu memiliki kejutan dalam setiap karyanya dan kita patut berbangga memiliki beliau dalam kancah industri perfilman kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun